PIKIRAN RAKYAT - Kementrian Badan Usaha Milik Negara akan fokus mengembalikan dana nasabah Jiwasraya. Rencananya pemberian dana tersebut akan dimulai pada Februari 2020.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga mengatakan, dana pengembalian tersebut didapatkan dari investasi yang akan masuk ke perusahaan tersebut. "Dananya sekitar Rp 3 triliun di kuartal I," ujar dia di Jakarta, Minggu 19 Januari 2020.
Dia mengatakan, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah Jiwasraya. Solusi tersebut adalah holding asuransi, membuat anak perusahaan, dan restrukturisasi.
Baca Juga: KBB Bentuk Tim Ahli Cagar Budaya Sendiri, Sepuluh Situs dalam Pantauan
Adapun holding asuransi, menurut dia, tujuannya mendapatkan dana walaupun tidak bisa langsung. Sementara untuk anak perusahaan, nantinya dimasukkan ke dalam investasi yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
"Kemudian kami akan melakukan restrukturisasi, jadi utangnya si Jiwasraya kepada nasabah dan investor itu kita langsung cicil apa ada yang besar atau kecil," kata dia.
Pengamat Asuransi, Irvan Rahardjo, mengusulkan agar penggantian uang nasabah itu dilakukan dengan dana talangan atau bailout. Menurut Irvan, selama ini industria asuransi selalu tersisihkan. Pemerintah bahkan tidak kunjung membentuj Lembaga Penjami Polis yang sebelumhya diamanatkan Undang undang.
Baca Juga: Kecelakaan Angkutan Umum, Kemenhub: Banyak Sopir yang Tak Tahu Cara Mengerem
"Ibaratnya pemerintah itu berutang sejak dikekuarkannya Undang Undang no.2 Tahun 1992 tentang asuransi. Industri asuransi seperti warga kelas dua,"kata dia.