PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa BI memproyeksikan Indonesia akan kehilangan potensi devisa senilai 2,7 miliar Dolar AS akibat virus Corona. Oleh sebab itu, BI juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020.
Perry mengatakan, ada empat sektor ekonomi yang terdampak karena virus Corona. Pertama yang sudah terjadi adalah berdampak pada pasar keuangan, dimana banyak aliran modal asing keluar dari Indonesia.
"Memang wajar dan normal bagi investor jika ketidakpastiannya meningkat, maka akan menjual terlebih dahulu (instrumen investasinya), khususnya investor jangka pendek. Termasuk dalam hal ini adalah surat berharga negara (SBN)," ujar dia di Jakarta, Kamis 20 Februari 2020.
Baca Juga: Petinggi PDIP Enggan Beri Tahu Siapa Calon Wali Kota Solo yang Mereka Usung: Politik Selalu Ada Kode
Oleh karena itu, BI merespon hal itu dengan menjaga nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan. Untuk lakukan stabilisasi, BI melakukan pembelian SBN sebesar Rp 61,5 triliun sejak Januari hingga 19 Februari 2020. Pembelian tersebut terdiri dari SBN perdana Rp 2,5 T dan SBN sekunder Rp 59 triliun.
"Pembelian SBN sekunder terdiri dari pembelian yang dilakukan sebelum ada Covid19 (corona) sebesar Rp 22 triliun, dan setelah ada Covid19 sebesar Rp 37 Triliun," ujarnya.
Sektor kedua yang terdampak adalah pariwisata, dimana Indonesia memutuskan untuk menutup penerbangan serta lalu lintas masuk dari dan menuju Tiongkok. Pengurangan wisatawan juga terjadi dari negara lain.
"Namun setelah dibuka pun, tidak akan secara otomatis mengakibatkan turis langsung masuk. Kemungkinan dampaknya masih terasa hingga enam bulan," ujarnya.