kievskiy.org

Berkat Digitalisasi, Omzet Penjual Sayur Ini Capai Rp90 Juta Per Bulan

Titin Supartini, pemilik Warung Abah di Surapati, Bandung, berhasil meraup omzet 90 juta per bulan berkat  digitalisasi
Titin Supartini, pemilik Warung Abah di Surapati, Bandung, berhasil meraup omzet 90 juta per bulan berkat digitalisasi /Dok. Grab

 

PIKIRAN RAKYAT - Siapa sangka berjualan sayur dan bahan-bahan sembako secara digital bisa mencapai omzet hingga 90 juta dalam sebulan? Hal ini telah dibuktikan Titin Supartini  pemilik Warung Abah di daerah Surapati, Bandung yang berhasil menuai manisnya digitalisasi.

Sebelum membuka toko sayur dan sembako ini, Titin dan suaminya sempat memiliki kantin di  salah satu universitas di Bandung sejak tahun 2014. Memiliki latar belakang sebagai seorang koki  hotel, pada saat itu Titin dan suami fokus untuk menyediakan masakan enak dan murah untuk  kalangan mahasiswa. Sayangnya, saat pandemi, kantin pun harus tutup karena tidak ada  mahasiswa yang datang ke kampus. Titin pun memutuskan untuk membuka usaha sampingan di  rumah dengan berjualan sayur mayur sebagai sambil menjalani pekerjaannya sebagai pegawai  negeri sipil.

Awalnya ia dan keluarga hanya fokus untuk berjualan secara offline dan melayani tetangga

tetangga di sekitar rumahnya. “Saya tidak pernah membayangkan akan jualan sayur di aplikasi.  Tapi pada saat itu, ada Account Manager dari Grab yang menawari saya untuk masuk ke layanan  GrabMart yang baru. Sebulan pertama saya masih bingung dan kewalahan untuk melayani  pesanan offline dan online disaat yang sama. Bahkan sempat terpikir untuk berhenti, tapi untung  saja saya konsultasi dulu ke tim Grab yang menangani warung saya sebelum memutuskan  berhenti.” jelas Titin Supartini, pemilik Warung Abah.

Berkat dukungan konsultasi dengan tim GrabMart inilah, Titin akhirnya memberanikan diri untuk  memperluas bisnisnya. Awalnya karena banyak pesanan dari online dan offline, banyak barang barang di warungnya yang habis dan Titin pun tidak bisa melayani konsumennya dengan  maksimal. Sejak saat itu Titin memperbanyak stok barang yang ia jual, serta ia juga mulai  berjualan barang-barang kebutuhan dasar lain seperti beras dan telur. Alhasil, pendapatan per  harinya pun semakin meningkat, bahkan dalam satu bulan ia bisa mendapatkan omzet sebesar  90 juta rupiah, di mana hampir sebagian besar berasal dari GrabMart.  

“Semenjak saya fokus jualan online, saya sudah bisa membeli 1 kulkas dan 3 freezer, yang sangat  membantu saya untuk terus memperbanyak stok jualan di warung. Saya juga tidak kewalahan  lagi untuk melayani pesanan di tempat maupun online karena sejak bergabung dengan GrabMart  saya sudah bisa mempekerjakan 2 karyawan untuk membantu di warung,” jelas Titin.  

Hal yang paling penting dalam menjalankan bisnis ini bagi Titin selain memastikan kualitas  barang-barang yang ia jual tetapi juga kepuasan para konsumen. Titin selalu berusaha untuk  berkomunikasi dengan para konsumennya terutama yang membeli lewat GrabMart. “Biasanya  kalau ada barang yang kurang dan harus diganti saya selalu menghubungi konsumen secara  langsung dan menjelaskannya sendiri. Dengan adanya komunikasi langsung antara saya dan  konsumen, konsumen pun lebih percaya dan kedepannya akan kembali lagi untuk membeli di  tempat kami,” tutur Titin.

Titin meyakini bahwa Warung Abah tidak akan bisa sesukses sekarang kalau tidak ada dukungan  dari para mitra pengantaran Grab. “Saya sangat berterima kasih atas bantuan mitra pengantaran  Grab selama ini. Hampir setiap hari di warung penuh oleh mitra-mitra Grab yang mengambil

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat