kievskiy.org

Sering Dicurigai, Irman Tak Patah Arang hingga Jadi Agen Jempolan Branchless Banking

Nasabah tengah melakukan transaksi di kios agen branchless banking, di Kabupaten Bandung, belum lama ini.*
Nasabah tengah melakukan transaksi di kios agen branchless banking, di Kabupaten Bandung, belum lama ini.* /YULISTYNE KASUMANINGRUM/PR

PIKIRAN RAKYAT – Irman, pria lulusan dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran ini menuturkan pada awalnya ia merupakan kios PPOB (Payment Point Online Bank) Mandiri pada 2016. 

Saat itu ia melayani transaksi pembelian dan pembayaran yang sistemnya berbasis website. Saat Bank Mandiri mulai gencar dengan program BB atau laku pandai pada akhir Desember 2018, ia bergabung menjadi agen branchless banking, pada Januari 2019.

Mengawali kiprah sebagai agen, Irman mengaku tak mudah. Ia sering menerima tatapan curiga dari masyarakat. Hal itu menurutnya wajar karena masyarakat masih belum memahami betul praktik dari layanan tersebut.   

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Pesan Berantai Kunyah Daun Sirih Bisa Cegah Virus Corona

“Dulu saat awal jadi agen ada nasabah yang sampai foto-foto saya mungkin karena takut kena tipu,” katanya.

Meski demikian, Irman tak patah arang. Ia menyadari keberadaannya memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat di sekitar kiosnya karena masih banyak yang belum mengenal bank. 

Meski lokasi kiosnya berada di pinggiran Bandung dan telah berdiri kantor bank di sana, tidak sedikit masyarakat yang sungkan untuk datang ke bank. Ditambah lagi, jam operasional perbankan yang tidak cocok dengan jadwal buruh pabrik di wilayah tersebut.

Baca Juga: Viral Unggahan di Facebook, Jenazah Korban COVID-19 Kena Rp 15 Juta untuk Biaya Ambulans

“Nasabah saya mayoritas pedagang pasar yang belum kenal bank, buruh pabrik yang hanya punya waktu sabtu-minggu, dan KTP yang berbeda dengan domisili. Kalau posisi bukan di perkotaan, data KTP itu bisa berbeda-beda, ini yang dibantu. Juga ada anak sekolah,” katanya. 

Ia pun berinisiatif menjemput bola. Ia gencar mendatangi dan mengedukasi ibu-ibu yang tengah berkumpul menunggu anak pulang sekolah, melakukan pendekatan langsung ke sekolah dan menyambangi pabrik terdekat. Hal itu ia lakukan sepanjang hari untuk membangun relasi dengan masyarakat sekitar.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat