kievskiy.org

Pemerintah Belum Putuskan Penurunan Harga Bahan Bakar Minyak

ILUSTRASI pom bensin
ILUSTRASI pom bensin /Pixabay Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei anjlok hingga minus 37,63 Dolar AS per barel. Pemerintah melakukan pemantauan terhadap harga minyak dunia tersebut, namun belum ada keputusan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, anjloknya harga tersebut disebabkan produksi yang berlimpah pasca perang minyak antar negara produsen beberapa waktu lalu. Namun produksi tersebut tidak terserap pasar, karena perlambatan aktivitas ekonomi akibat Covid-19.

Meskipun demikian, pemerintah masih belum memutuskan penurunan harga BBM di dalam negeri. Sebab, Indonesia menggunakan minyak jenis brent yang harganya masih stabil di 22,74 Dolar AS per barel. 

Baca Juga: Jelang PSBB, Kabar Baik Muncul Usai 4 Kasus Covid-19 Kota Cimahi Dinyatakan Sembuh

“Namun kami masih tetap memantau harga WTI karena berkaitan dengan rencana pemerintah yang ingin mengembangkan produk  B30,”kata dia saat konferensi pers virtual, Selasa 21 April 2020.

Sementara itu Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, harga BBM di Indonesia masih tergolong murah meskipun belum diturunkan. "Saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis.

Menurut Agung, pergerakan harga minyak dunia masih belum bisa diprediksi ke depannya. Hal ini terbukti dengan kebijakan pemangkasan produksi minyak oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan mitra atau OPEC+, yang masih belum mampu mendongkrak harga di pasar global.

Baca Juga: Pemkot Bogor Tak Bisa Larang Warganya Mudik, Kecuali Hal Ini Dilakukan

"Pemerintah terus mencermati perkembangan global tersebut, sekaligus mempertimbangkan kondisi energi di dalam negeri. Selain itu, konsumsi BBM jauh menurun, bahkan di beberapa kota seperti Jakarta penurunannya hingga 50 persen," ucap Agung.

Di tempat terpisah, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina menambah impor di luar rutin dalam rangka memanfaatkan harga minyak yang jatuh. Pertamina menambah 10 juta barel impor minyak mentah di luar impor rutin. Biasanya, impor tersebut sebesar  9,3 juta barel gasoline dan  elpiji 5 x 44.000 MT.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat