kievskiy.org

OJK : Per April 2020, Kredit Perbankan Hanya Tumbuh 5,73 Persen

ILUSTRASI uang, perbankan, koin.*
ILUSTRASI uang, perbankan, koin.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan hanya tumbuh 5,73% pada April 2020. Sementara profil risiko lembaga jasa keuangan masih terjaga pada level yang terkendali dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 2,89%.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik, OJK, Anto Prabowo, mengatakan, pihaknya memperhatikan dampak pandemi Covid-19 yang relatif mulai memberikan tekanan terhadap sektor jasa keuangan. "Meskipun dari berbagai indikator dan profil risiko, kondisi stabilitas sistem keuangan sampai saat ini tetap terjaga dengan kinerja intermediasi yang positif," ujar dia,  Jumat 29 Mei 2020.

Berdasarkan catatan OJK, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan April 2020 tumbuh sejalan dengan perlambatan ekonomi. Kredit perbankan tumbuh sebesar 5,73% yoy, sementara piutang pembiayaan perusahaan tercatat tumbuh sebesar 0,8% yoy. Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,08% yoy.

Baca Juga: Kemendikbud Tegaskan Tahun Ajaran Baru Tidak Mundur ke Januari 2021

Anto mengatakan, profil risiko lembaga jasa keuangan pada April 2020 masih terjaga pada level yang terkendali dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 2,89% dan Rasio NPF sebesar 3,25%. Risiko nilai tukar perbankan dapat dijaga pada level yang rendah terlihat dari rasio Posisi Devisa Netto (PDN) sebesar 1,62%, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20%. 

"Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Permodalan lembaga jasa keuangan terjaga stabil pada level yang memadai," tutur Anto.

Sementara pada sektor asuransi  berhasil menghimpun tambahan premi sebesar Rp 15,7 triliun pada April 2020. "Risk-Based Capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 651% dan 309%, jauh diatas ambang batas ketentuan sebesar 120%," ujarnya.

Baca Juga: 2 Tenaga Medis Ditembak Kelompok Bersenjata, Kapolda Papua: Itu Sangat Biadab

Di Pasar Modal, penghimpunan dana hingga 26 Mei 2020 tercatat mencapai Rp 32,6 triliun dengan 22 emiten baru. Di dalam pipeline telah terdapat 67 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 31,6 triliun. 

Sebelumnya, menurut Anto, proyeksi IMF dan rilis data PDB triwulan I-2020 menyebutkan, bahwa mayoritas negara akan mengalami kontraksi pada triwulan selanjutnya akibat kebijakan lockdown yang telah diterapkan. Selain itu, rilis data high frequency terkini semakin meningkatkan keyakinan bahwa AS dan Eropa akan mengalami resesi pada triwulan II-2020. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat