kievskiy.org

Ekonomi Pedesaan dan Logistik Paling Tahan Guncangan Pandemi Covid-19

PETANI memantau kondisi sawah agar terhindar dari serangan hama burung di Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, Senin, 22 Juli 2019. Ketiadaan regulasi yang mengatur secara spesifik keberadaan lahan pertanian dinilai bakal membuka ruang alih fungsi lahan.*/TOMMI ANDRYANDY/PR
PETANI memantau kondisi sawah agar terhindar dari serangan hama burung di Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, Senin, 22 Juli 2019. Ketiadaan regulasi yang mengatur secara spesifik keberadaan lahan pertanian dinilai bakal membuka ruang alih fungsi lahan.*/TOMMI ANDRYANDY/PR

PIKIRAN RAKYAT - PERTANIAN, peternakan, perikanan, kelautan, pangan, dan logistik, menjadi sektor yang paling tahan terhadap dampak Covid-19. Untuk itu, pada awal 2021 Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan fokus pada pengembangan ekonomi pedesaan berbasis teknologi informasi.

Demikian diungkapkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil), di Bandung, Kamis 11 Juni 2020 malam. Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jabar akan memperkuat infrastruktur digital di pedesaan.

"Berdasarkan hasil kajian, ekonomi pedesaan dan logistik menjadi sektor yang paling tahan selama pandemi. Jadi kalau mau sukses dalam situasi apapun ternyata harus kembali ke urusan perut dan pengirimannya," tutur Emil.

Baca Juga: Pedagang dan Pengunjung Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya Ikuti Rapid Test

Oleh karena itu, ia mendorong generasi muda, lulusan-lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa. Mereka didorong untuk serius menggeluti ekonomi pedesaan.

"Selama pandemi telah terbukti bahwa ekonomi perkotaan itu rapuh. Covid-19 juga memang menyerang desa, tapi lebih disebabkan oleh pemudik dari perkotaan," ujarnya.

Ia mengaku optimistis, dengan ditunjang teknologi digital yang mumpuni, ekonomi pedesaan akan tumbuh signifikan dan berkembang semakin kuat. Apalagi ditunjang dengan kekuatan sektor logistik.

Baca Juga: Di Kabupaten Cirebon, Jumlah Kematian DBD Jauh Melampaui Covid-19

Menurut dia, dengan dukungan infrastruktur IT dan logistik yang mumpuni, jangkauan pasar tidak akan menjadi masalah. Dimanapun usaha tersebut beroperasi, pemasarannya akan mampu menjangkau setiap pelosok negeri, bahkan ke ranah global.

Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi, mengatakan, pada awal-awal pandemi Covid-19 industri logistik sempat mengalami perlambatan sekitar 5%-10%. Namun, setelah memasuki pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilanjut dengan Ramadan, industri logistik berangsur pulih, bahkan tumbuh sekitar 5%-10%.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat