kievskiy.org

Sektor Pertanian Tidak Terpengaruh Covid-19, Tapi Harga Gabah Belum Sesuai Harapan

 SEORANG petani membajak sawahnya di kawasan persawahan Rancanumpang, Kota Bandung, Senin (1/6/2020). Saat memasuki masa tanam, para petani mengaku was-was menghadapi musim kemarau yang sering mengakibatkan gagal panen akibat kekeringan karena daerah tersebut merupakan sawah tadah hujan.*
SEORANG petani membajak sawahnya di kawasan persawahan Rancanumpang, Kota Bandung, Senin (1/6/2020). Saat memasuki masa tanam, para petani mengaku was-was menghadapi musim kemarau yang sering mengakibatkan gagal panen akibat kekeringan karena daerah tersebut merupakan sawah tadah hujan.* /ARIF HIDAYAH/PR

PIKIRAN RAKYAT – Sektor pertanian ternyata paling tangguh menghadapi pandemi korona.

Sektor ini sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman penyebaran covid-19.

Aktivitas pengolahan lahan, cocok tanam, hingga panen tetap berjalan normal seperti sebelum ada wabah yang menghantui warga  dunia tersebut.

Baca Juga: Semula Ditutup, Semua Jalan di Kota Bandung Dibuka Kembali

"Tak ada yang berubah. Para petani melakukan kewajibannya seperti biasa dengan riang gembira," ujar Kepala Dinas Pertanian Karawang, Hanafi Chaniago, saat dihubungi, Senin 1 Juni 2020.

Menurutnya, pada Mei lalu ada 22 hektare sawah yang dipanen. Sementara pada Juni ini bakal ada 33 ribu hektare sawah yang memasuki musim panen.

Dijelaskan juga, pada musim tanam rendeng, tanaman padi di Kabupaten Karawang relatif bagus. Tidak ada serangan hama yang serius harus ditantani petani.

 Baca Juga: PSBB Diperpanjang, Pelatih Persib Minta Pemain Nikmati Latihan Mandiri

Hanafi optimistis, hasil penen petani melimpah dengan rata-rata produksi 7 ton per hektare. "Namun, produksi yang bagus itu tidak dimbangi oleh harganya gabah yang bagus pula," keluh Hanafi.

Diakuinya, saat ini banyak petani yang kecewa karena harga gabah belum sesuai harapan mereka. "Harga gabah saat hanya Rp 4.200,- hingga Rp 4.500,- per kilogramnya. Apalagi harga beras ketan,  anjlok hingga Rp 3.700,- per kilogram. Biasanya beras ketan itu lebih mahal dari beras biasa," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat