kievskiy.org

Pandemi Covid-19, Konsumsi Listrik Rumah Tangga Naik 13-20 Persen

PETUGAS memberikan penjelasan kepada pelanggan di Posko Informasi dan Pengaduan Tagihan Listrik PT PLN (persero) ULP Bandung Selatan UP3 Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (10/6/2020).   Kenaikan tagihan listrik terjadi karena menggunakan perhitungan rata-rata tiga bulan terakhir, dan sejak dibuka pada 6 Juni 2020, posko tersebut melayani sebanyak 30 hingga 50 pengaduan tagihan listrik pelanggan.
PETUGAS memberikan penjelasan kepada pelanggan di Posko Informasi dan Pengaduan Tagihan Listrik PT PLN (persero) ULP Bandung Selatan UP3 Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (10/6/2020). Kenaikan tagihan listrik terjadi karena menggunakan perhitungan rata-rata tiga bulan terakhir, dan sejak dibuka pada 6 Juni 2020, posko tersebut melayani sebanyak 30 hingga 50 pengaduan tagihan listrik pelanggan. /ARMIN ABDUL JABAR/

PIKIRAN RAKYAT - KONSUMSI listrik golongan pelanggan rumah tangga pada periode work from home (WFHTV) yang berlanjut dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jawa Barat (Jabar) naik 13%-20% per bulan. Di sisi lain, konsumsi listrik industri turun 40%, bisnis turun 20%, sosial dan pemerintah masing-masing turun 10%.

Demikian diungkapkan Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jabar, Rino Gumpar Hutasoit, pada Video Confrence yang digelar Selasa, 16 Juni 2020. Menurut dia, secara umum, pemakaian listrik di Jabar pada Mei lalu turun 16% dibandingkan periode normal, sebelum WFH.

"Biasanya konsumsi listrik tumbuh 3% per tahun. Kalau memperhitungkan angka pertumbuhan ini, berarti total penurunan pemakaian listrik Mei mencapai 19%," tutur Rino.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Membuat Pasar Modal Menantang, 20 Perusahaan Siap Melantai di BEI

Kenaikan konsumsi kelompok pelanggan rumah tangga, menurut dia, terjadi karena pada periode tersebut masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah. Kondisi itu membuat penggunaan alat-alat elektronik meningkat dan pada akhirnya berkontribusi terhadap kenaikan tagihan listrik.

"Selama WFH masyarakat lebih banyak menggunakan TV, lampu, AC, dll. Mendekati Lebaran, sebagian masyarakat juga banyak menggunakan oven listrik untuk membuat kue," katanya.

Kontribusi alat elektronik, seperti TV dll, terhadap pemakaian listrik, menurut dia, sekitar 15%-20%. Alat penerangan berkontribusi 15%-20%, sedangkan AC mencapai 60%-70%.

Baca Juga: OJK : Covid-19 Mulai Memberikan Tekanan terhadap Sektor Keuangan

"Inilah yang menyebabkan kenaikan pemakaian listrik selama WFH dan menyebabkan kenaikan rekening listrik pada tagihan Juni 2020," tuturnya.

Ia mengatakan, 98% penyebab kenaikan tagihan rekening listrik Juni adalah karena peningkatan pemakaian pelanggan. Rino memastikan, petugas yang tidak datang untuk membaca meter listrik pada Maret dan April serta adanya sejumlah meter listrik yang kadaluarsa serta perlu ditera ulang, bukan penyebab kenaikan tagihan listrik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat