kievskiy.org

Sri Mulyani Analisis Penyebab Kolapsnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan sejumlah dugaan yang menyebabkan bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) pada 10 Maret 2023. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia periode 2010 hingga 2016 itu juga mengungkapkan Indonesia tengah mewaspadai dampak yang ditimbulkan dari kolapsnya SVB terhadap perekonomian dan keuangan Indonesia.

“Pasalnya, transmisi dari persepsi dan psikologi bisa menimbulkan situasi yang cukup signifikan bagi sektor keuangan seperti kita lihat di AS,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa pada 14 Maret 2023 seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Meski SVB merupakan bank regional yang mengantongi aset relatif kecil yakni 200 miliar USD dibandingkan dengan jumlah total aset Amerika Serikat yakni 1,3 kuadriliun USD, bank tersebut tetap mampu memberikan guncangan signifikan dari sisi kepercayaan deposan.

Untuk mengembalikan kepercayaan deposan, pemerintah Amerika Serikat mengubah pertimbangan dari asalnya tidak mau memberikan dana talangan (bail out) menjadi melakukan penjaminan terhadap seluruh deposito SVB.

Baca Juga: Al-Qur'an dan Buku Yasin Ditemukan Utuh di Rumah Terdampak Kebakaran di Grogol Jakarta

“Dalam hal ini, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memberikan kepastian untuk penyelamatan dari deposan, baik yang diasuransikan (insured) ataupun yang tidak diasuransikan (non-insured),” kata Sri Mulyani.

Dugaan Penyebab Runtuhnya SVB

Sri Mulyani mengungkapkan sejumlah analisis awal penyebab keruntuhan SVB yang merupakan bank penyalur dana bagi perusahaan rintisan teknologi (startup). Salah satu analisis awal penyebab keruntuhan SVB adalah kinjerja startup yang menurun pada tahun 2022.

Penurunan kinerja tersebut menyebabkan anjloknya kredit SVB sebagai pemberi kredit atau pinjaman kepada perusahaan-perusahaan startup di Amerika Serikat. Selanjutnya, SVB juga tercatat mengalami kenaikan deposito (simpanan) lebih dari tiga kali lipat hanya dalam waktu kurang dari dua tahun.

Baca Juga: 7 Jam Diperiksa KPK, Andhi Pramono: Saya Tidak Pernah Pamer Kekayaan

Sementara jumlah deposito terus meningkat, SVB kesulitan dalam menyalurkan kredit pinjaman karena persoalan kinerja. Hal tersebut membuat neraca keuangan SVB tertekan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat