kievskiy.org

Waspada Greenflation, Climateflation, Fossilflation: Muncul akibat Transisi Energi Baru

Ilustrasi greenflation, climateflation, dan fossilflation, dampak transisi energi baru.
Ilustrasi greenflation, climateflation, dan fossilflation, dampak transisi energi baru. /Pexels/Kervin Edward Lara

PIKIRAN RAKYAT - Simak penjelasan greenflation, climateflation, dan fossilflation dampak transisi energi yang tidak bisa diremehkan. Istilah itu pernah digaungkan Dewan Eksekutif Bank Central Eropa (ECB) sejak 2020, Isabel Schnabel.

Isabel Schnabel mengungkap hal itu dalam pidatonya di acara The ECV and its Watchers XXII Conference pada 17 Maret 2022. Ia membawakan pidato dalam panel Kebijakan Moneter dan Perubahan Iklim.

Menurut Schnabel, greenflation, climateflation, dan fossilflation adalah era baru inflasi energi yang mesti dihadapi. Ia pun menyinggung Perang Ukraina dan Rusia yang menyebabkan harga komoditas mengalami inflasi tertinggi bagi banyak negara dalam 4 tahun terakhir.

"Saat ini, ketergantungan kita pada sumber energi fosil tidak hanya dianggap sebagai bahaya bagi planet kita, namun juga semakin dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan nilai-nilai kebebasan, kebebasan dan demokrasi," katanya, dilansir dari laman ECB Europa.

"Mempercepat transisi menuju energi terbarukan adalah tugas saat ini mengingat ancaman-ancaman ini. Setiap panel surya yang terpasang, setiap pembangkit listrik tenaga air yang dibangun, dan setiap turbin angin yang ditambahkan ke jaringan listrik membawa kita selangkah lebih dekat menuju kemandirian energi dan perekonomian yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Menurut perempuan 52 tahun itu, energi baru justru mendatangkan dampak tidak main-main walaupun dianggap sebagai investasi masa depan dengan biaya lebih sedikit. Ada harga yang harus dibayar bagi yang ingin menjalankan energi baru tersebut.

Apa itu greenflation, climateflation, dan fossilflation?

Isabel Schnabel menyebut greenflation, climateflation, dan fossilflation adalah dampak dari transisi energi baru tersebut. Climateflation adalah kejutan yang pertama kali datang, istilah itu erat kaitannya dengan perubahan iklim.

"Seiring dengan meningkatnya jumlah bencana alam dan kejadian cuaca buruk, dampaknya terhadap aktivitas ekonomi dan harga juga meningkat. Misalnya saja, kekeringan yang luar biasa di sebagian besar dunia telah berkontribusi pada kenaikan tajam harga pangan baru-baru ini yang memberikan beban berat bagi masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup," katanya.

Dampak yang kedua adalah fossilflation yang merupakan penyebab utama peningkatan tajam inflasi di kawasan Eropa akhir-akhir ini. Istilah itu merujuk pada ketergantungan pada sumber energi fosil yang belum berkurang secara signifikan, contohnya adalah minyak bumi dan gas alam yang masih menyumbang 85 persen total penggunaan energi di Eropa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat