kievskiy.org

Pinjaman UMi BRI Jadi Harapan Ratusan Petani di Bayat untuk Tetap Bisa Bertani

Yanto, pemilik agen BRILink Yanto sekaligus agen UMi BRI.
Yanto, pemilik agen BRILink Yanto sekaligus agen UMi BRI. //Pikiran-Rakyat.com/ Nopsi Marga /Pikiran-Rakyat.com/ Nopsi Marga

PIKIRAN RAKYAT – Petani dan pertanian merupakan pilar ekonomi Indonesia sebagai negara agraris. Tapi sayangnya masih banyak petani yang belum sejahtera, hingga membuat terancamnya regenerasi para petani.

Kurangnya modal, minimnya lahan, hingga faktor cuaca membuat pekerjaan para petani makin berat saja. Kondisi tersebut tak jarang memposisikan para petani di situasi yang serba salah, dan terkadang mereka terjebak dalam pusara utang demi terus bertani.

Pinjaman dengan syarat rumit dan bunga besar justru menyusahkan para petani, dan menjerat mereka. Dalam kondisi ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, hadir memberi solusi mudah.

Petani bisa meminjam pembiayaan dari UMi BRI dengan bunga ringan. Bahkan untuk meminjam uang melalui UMi BRI, calon nasabah tak perlu bingung dengan agunan yang akan diberikan ke pihak bank, karena tak ada agunan yang dipersyaratkan.

Baca Juga: Utami Jadikan Kerajinan Bebek Bambu di Klaten Bisa Go International, Kini Kewalahan Terima Pesanan

Selain itu, mitra UMi BRI di Indonesia sudah tersebar di berbagai tempat dan tak kalah banyaknya dengan agen BRILink. Sehingga para petani di pelosok negeri pun tak perlu lagi pusing tujuh keliling memikirkan modal bertani menjelang musim tanam.

Peluang tersebut yang ditangkap Yanto selaku agen BRILink dari Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten untuk menjadi agen UMi. Tinggal di lingkungan pertanian dan peternakan sejak lahir membuat Yanto hafal betul dengan seluk beluk masyarakat tempatnya tumbuh.

Bahkan Yanto sering mendengarkan keluh kesah para petani dan peternak di desanya, yang kekurangan modal tanam. Kebutuhan yang tanggung, membuat para petani bingung ingin meminjam uang ke mana.

Pinjam ke bank punya risiko besar, sedangkan pinjam ke tetangga belum tentu ada yang punya. Periode para petani bisa mengangsur pun tak bisa tiap bulan, karena menunggu masa panen tiba.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat