PIKIRAN RAKYAT – Komedian sekaligus aktor kondang Jaja Miharja mengawali kariernya di dunia hiburan sebagai seorang penyanyi. Dimulai sejak SD, pria kelahiran tahun 1944 ini dikenal sebagai penyanyi lagu-lagu Melayu.
Sebelum mulai bernyanyi, ia akan mengundang penonton untuk berkumpul dan jika dirasa sudah cukup banyak, ia akan mulai bernyanyi. Pada tahun 1965, setelah lulus SMA aktor kawakan ini mendirikan grup Orkes Melayu.
Kemudian untuk mengasah bakatnya, ia memperluas pengetahuannya tentang seni dan mencoba berbagai kemampuan agar bisa melakukan segala hal, meski tidak menguasai terlalu dalam. Dia juga menjalani kegiatan dengan bermain sandiwara, seperti bermain lenong dan Topeng Betawi.
Pada tahun 1968 aktor yang sekaligus penyanyi ini mulai muncul di salah satu stasiun Tv, yaitu TVRI. Kemunculannya itu diawali sebagai penyanyi dan pemain film dalam sebuah sinetron. Film pertama yang menjadi awal dari kariernya adalah film yang bertajuk Manusia Terakhir pada tahun 1973 dan namanya belum begitu dikenal oleh banyak orang.
Baca Juga: Profil Dan Brown, Pernah Putus Asa dalam Menulis Sebelum Berhasil Membuat Karya Fenomenal
Awal dari puncak kariernya itu ada di lagu yang bertajuk Putus Cinta pada 1983. Lagu ini meledak di pasaran dan nama Jaja Miharja ini mulai berkibar dan dikenal sebagai penyanyi dangdut setelah sepuluh tahun merintis karier dari bawah.
Kemudian film Memble Tapi Kece pada tahun 1986 ia mendapat kesempatan untuk menjadi pemeran utama, meskipun begitu namanya tetap dikenal sebagai penyanyi walaupun kariernya di dunia peran cukup popular. Dan semenjak saat itu juga ia mendapat banyak tawaran dalam berbagai proyek film dan undangan untuk menyanyi.
Lalu nama aktor pelawak kawakan ini semakin berkibar ketika dirinya menjadi pembawa acara TV sebuah program kuis dangdut pada tahun 1993. Melalui acara ini dia mempunyai ciri khas yang menjadikan dirinya dikenal dengan ucapannya yang khas, yaitu “apaan tuh?”.
Sepanjang kariernya di dunia hiburan Indonesia, Jaja Miharja sudah dua kali masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI). Namun, sayangnya ia belum diberi kesempatan untuk memenangkan penghargaan dalam dua kesempatan itu.
Baca Juga: Soleman B Ponto: Seharusnya Sopir Ambulans Sudah Muncul di Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J