kievskiy.org

Soleman B Ponto: Seharusnya Sopir Ambulans Sudah Muncul di Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J

Eks Kabais TNI, Soleman B Ponto.
Eks Kabais TNI, Soleman B Ponto. /Twitter @ponto78

PIKIRAN RAKYAT - Ahmad Syahrul Ramadhan, sopir ambulans yang membawa jenazah Brigadir J ke RS Polri Kramat Jati menjadi saksi dalam persidangan kasus pembunuhan ajudan Ferdy Sambo tersebut.

Dalam keterangannya, Syahrul melihat ada bolongan di dada kiri Brigadir J. Ia menyimpulkan, bolongan tersebut karena luka tembak. Selain itu, ia melihat masker warna hitam tiga layer yang dipakaikan pada jasad Brigadir J.

Eks Kabais TNI Soleman B Ponto mengatakan, seharusnya saat rekonstruksi disertakan juga adegan sopir ambulans.

“Tapi sebenarnya itu di rekonstruksi dulu harusnya sudah muncul. Tapi waktu rekonstruksi kan si ambulans nggak ada ini. Si ambulans baru muncul kemarin, 'oh ada ambulans ini menarik juga ceritanya dia', jadi terang kan. Dari situ, banyak yang bisa terlihat,” kata Soleman B Ponto.

Baca Juga: Soleman B Ponto Merasakan Kejanggalan pada Keterangan Ajudan Ferdy Sambo saat Menjadi Saksi

Dalam kasus ini, Soleman B Ponto menyatakan pembunuhan berencana nampak jelas karena tersangka Ferdy Sambo sudah memakai sarung tangan, membawa pistol, dan ada perundingan soal pihak yang menembak.

Ponto berujar, orang dengan pangkat Bharada tidak boleh berpikir dan harus langsung menjalankan perintah.

“Jadi, pertanyaan itu adalah perintah bagi dia. Mau nggak kau menembak, itu perintah sama dengan ‘kau tembak itu’ bagi dia. Makanya jawabannya saya tidak mampu menolak perintah jenderal,” ucap Ponto pada kanal YouTube Irma Hutabarat – Horas Inang.

Ponto menjelaskan, Ricky Rizal berani menolak karena sudah berpangkat Brigadir atau Sersan. Pangkat Brigadir sudah mulai berpikir lantaran punya anak buah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat