PIKIRAN RAKYAT - Olahraga menjadi suatu aktivitas yang tetap bisa dilakukan selama menjalani puasa di bulan Ramadhan.
Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan berolahraga saat puasa.
Ahli Ilmu Faal Olahraga Klinis Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Unpad Deta Tanuwidjaja mengatakan, ada tiga efek dari olahraga ketika Ramadhan, yaitu ancaman hipoglikemia, ancaman dehidrasi, dan ambang laktat yang mudah tercapai.
Baca Juga: Atalia: Pentingnya Kolaborasi di Tengah Pandemi COVID-19, Gasibu Jadi Salah Satu Bukti
Hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah dalam tubuh. Penurunan gula darah ini menyebabkan tubuh mudah lemas, gemetar, hingga berkeringat dingin.
Sementara ancaman dehidrasi merupakan kondisi tubuh mulai kekurangan cairan.
“Kondisi dehidrasi masih bisa ditoleransi asalkan dipertahankan dibawah kebutuhan hidrasi, yaitu di bawah 3 persen dari total cairan tubuh, serta mendekati waktu hidrasi,” kata Deta dalam siaran pers yang diterima Pikiran Rakyat, Senin 27 April 2020.
Baca Juga: Rayakan 1.000 Hari Indonesia, Simak Sejarah Singkat Wuling Motor
Adapun, ambang laktat merupakan kondisi peredaran darah mulai jenuh sehingga otot tubuh akan menjadi lelah. Pada saat puasa, ambang laktat akan lebih mudah tercapai.