kievskiy.org

Kenali Faktor Risiko Gejala Gagal Jantung Pada Masa Kehamilan

Ilustrasi ibu hamil. Riri menjelaskan bahwa PPCM itu biasanya terjadi antara tiga bulan sebelum melahirkan dan tiga bulan setelah melahirkan.
Ilustrasi ibu hamil. Riri menjelaskan bahwa PPCM itu biasanya terjadi antara tiga bulan sebelum melahirkan dan tiga bulan setelah melahirkan. /Pixabay/fezailc Pixabay/fezailc

PIKIRAN RAKYAT – Gejala sesak napas pada kardiomiopati peripartum (PPCM) atau gagal jantung pada akhir masa kehamilan umumnya sulit dikenali.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Rarsari Soerarso, SpJP (K) mengatakan hal tersebut sulit dikenali karena keluhan sesak nafas biasanya terjadi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Menurut Rarsari, dokter yang akrab dipanggil Riri, pertumbuhan janin dan rahim yang membesar menyebabkan diafragma tertekan sehingga mengganggu pernapasan.

Baca Juga: Kisah Tak Terduga Nikola Tesla, Penemu Listrik yang Dicap Jenius Sejak Kecil

Ia menjelakan, sulitnya membedakan gejala apa yang dirasakan jika mengalami PPCM pada saat hamil, sebab pada gejala gagal jantung dan pada masa trimester ketiga terlebih lagi jika hamilnya besar, gejala itu hampir sama.

“Kalau ditanya spesifik apa gejala yang bisa membedakan, susah, karena apa yang dirasakan saat usia kehamilan di masa trimester ketiga, apalagi kalau hamilnya besar dan gejala gagal jantung itu hampir sama,” ucap Riri.

Dalam kasus seperti ini, menurutnya sangat jarang mendapatkan pasien dengan gejala PPCM, karena sulitnya dalam membedakan gejala kardiomiopati peripartum pada akhir masa kehamilan.

Baca Juga: Serial Komedi 'She-Hulk: Attorney at Law' akan Tayang di Platform Streaming pada 17 Agustus 2022

Riri menjelaskan bahwa PPCM itu biasanya terjadi antara tiga bulan sebelum melahirkan dan tiga bulan setelah melahirkan (kardiomiopati postpartum).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat