kievskiy.org

Kenapa Korban KDRT Bertahan dalam Jeratan Pasangan?

Ilustrasi KDRT.
Ilustrasi KDRT. /Freepik

PIKIRAN RAKYAT – Bagi orang yang tak pernah mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mungkin akan sulit memahami mengapa banyak korban masih mau tinggal bersama pasangannya yang abusive atau melakukan kekerasan.

Kebanyakan korban KDRT berharap hubungan pernikahan yang penuh kekerasan akan membaik suatu saat nanti.

Menurut psikolog sekaligus penemu teori sosial siklus kekerasan, Lenore E. Walker, KDRT adalah sebuah pola yang bisa ditebak.

Baca Juga: Bantuan Langsung Tunai (BLT), Solusi di Tengah Kenaikan Harga BBM

Maksudnya, kasus kekerasan terjadi mengikuti sebuah siklus yang berulang. Siklus ini bermula dari timbulnya masalah dalam hubungan. Misalnya, masalah finansial atau pertengkaran anak.

Umumnya dalam tahap tersebut korban berusaha memperbaiki keadaan dengan cara mengalah atau menuruti keinginan pasangannya.

Bila upayanya gagal, masuklah ke tahap kedua, yakni kekerasan. Dalam tahap ini pelaku akan menyiksa atau menindas korban sebagai hukuman atau pelampiasan emosi.

Secara tak sadar, korban mungkin berpikir bahwa ia memang pantas mendapat ganjaran ini karena ia gagal menyelesaikan masalah.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menolong Korban KDRT

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat