kievskiy.org

Pola Makan Sehat Turunkan Angka Stunting

Diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin Genbest: Isi Piringku untuk Gizi Harianmu di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (5/10).
Diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin Genbest: Isi Piringku untuk Gizi Harianmu di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (5/10). /Kemenkominfo


PIKIRAN RAKYAT
– Menghadapi bonus demografi di tahun 2030, pemerintah terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting. Pencegahan stunting harus segera dilakukan karena generasi muda yang produktif dan unggul dapat tercipta jika mereka bebas dari stunting. Salah satu langkah menurunkan angka stunting adalah menjadikan pola makan sehat sebagai gaya hidup sehari-hari.  

Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin Genbest: Isi Piringku untuk Gizi Harianmu di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (5/10).

Dikatakan Wiryanta bonus demografi memiliki makna bahwa jumlah angkatan kerja atau generasi yang produktif berada di atas 50 persen. Angka ini adalah berkah jika bonus demografi tersebut adalah sumber daya manusia yang berkualitas bebas dari stunting.

“Bonus demografi memiliki makna bahwa jumlah angkatan kerja atau generasi yang produktif berada di atas 50 persen. Kalau indeks pembangunan manusianya bagus, tentu angka produktivitas nasional akan meningkat. Angka produktivitas yang meningkat menunjukkan bahwa negara tersebut adalah emerging country,” ujar Wiryanta.

Baca Juga: Polisi Jawab Kemungkinan Rizky Billar Langsung Dipenjara Hari Ini

Hal yang perlu diingat anak yang terlahir stunting akan memiliki tubuh pendek, daya intelektual dan nalar yang rendah sehingga sulit bersaing, serta di usia tua menjadi rentan menderita obesitas dan memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi. Presiden menargetkan angka prevalensi stunting Indonesia pada tahun 2024 turun ke angka 14 persen, angka ini di bawah standar badan kesehatan dunia WHO yaitu 20 persen.

Mendukung pernyataan Wiryanta, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Rima Lolong, mengatakan terkait dengan pola makan yang sehat, tentu harus merujuk pedoman yang sudah dicanangkan Kementerian Kesehatan yaitu Isi Piringku. “Dalam Isi Piringku sudah disebutkan tentang bagaimana pola makan yang sesuai dengan gizi seimbang. Porsi makan kita satu piring harus diimbangi dengan konsumsi gula, garam dan lemak yang terukur. Dan tentunya ditunjang dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari dan melakukan aktivitas fisik,” ujar Rima.

Menurut Rima, konsumsi makanan yang mengandung garam gula lemak yang berlebih bisa berpengaruh terhadap angka stunting. “Kualitas kesehatan remaja itu merupakan kunci pencegahan dini untuk stunting. Remaja harus sehat,” katanya.

Baca Juga: Cara Menyeduh Kopi Agar Khasiatnya Tak Hilang, Ternyata Bisa jadi Minuman Sehat

Praktisi kesehatan dokter Mario Johan menjelaskan gula, garam dan lemak memiliki ukuran agar gizi seimbang dapat terpenuhi. “Konsumsi yang manis boleh, tapi juga harus tahu takarannya. Gula 50 gram atau 4 sendok makan maksimal sehari. Satu sendok teh garam dan sekitar 5 sendok makan lemak atau sekitar 67 gram. Ukuran tersebut tidak hanya diukur dari minuman, tapi juga dari makanan yang dikonsumsi dalam satu hari,” jelas Mario.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat