kievskiy.org

Pasien Kanker Payudara Delay Periksakan Gejala Kanker

Ilustrasi penyintas kanker payudara.
Ilustrasi penyintas kanker payudara. Pixabay/marcojean20

PIKIRAN RAKYAT - 86 persen pengidap kanker payudara mengalami keterlambatan dalam memeriksakan dan mendiagnosa penyakitnya. Mereka lebih memilih untuk tidak menindaklanjuti secara klinis ketika menemukan benjolan di dadanya.

Hal itu mengemuka pada Simposium memperingati Bulan Kepedulian Kanker Payudara tahun 2022 di The Summits Hotel, Kota Bandung pada Minggu, 23 Oktober 2022.

Spesialis Onkologi Radiasi dr Sugandi Hartanto mengatakan, 86 persen pasien delay, artinya hampir semua pasien sadar ada benjolan tapi menunggu tiga bulan akhirnya stadiumnya meningkat.

Baca Juga: Cara Mengobati Kolesterol pada Kelompok Anak

"Awalnya bisa operasi akhirnya kemoterapi. Delay mereka coba herbal, kenapa coba herbal karena herbal tidak menyakitkan, sedangkan operasi serem, kemo juga, radio terapi juga sama jadi jatuhnya delay. Delay tiga bulan stadium meningkat," tutur dr Sugandi.

Dikatakan, dr Sugandi pengobatan herbal alangkah lebih baik dibarengi dengan tindakan medis.

Sementara itu, dr Sugandi yang merupakan spesialis onkologi radiasi mengatakan, terapi radiasi menjadi salah satu pengobatan kanker payudara. Diakui memang saat ini banyak anggapan keliru di tengah masyarakat sehingga mereka enggan menjalankan terapi radiasi.

Baca Juga: Cara Mengurangi dan Mencegah Risiko Stroke

Berdasarkan pengalaman pasein-pasiennya, radioterapi cukup signifikan meningkatkan kesembuhan maupun mengurangi kesakitan pasien. Selain itu, tidak berdampak sistemik.

"Namun memang saat ini perlu mencari solusi agar rumah sakit memperbanyak alat radioterapi. Kalau di kita awalnya nunggu 4 bulan sekarang satu minggu antrenya,"kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat