kievskiy.org

Selama Musim Hujan, Demam Berdarah Paling Sering Intai Anak-anak

Ilustrasi demam berdarah yang kerap dialami anak-anak usia 0-14 tahun.
Ilustrasi demam berdarah yang kerap dialami anak-anak usia 0-14 tahun. /Freepik Freepik

PIKIRAN RAKYAT - Di tengah cuaca yang tidak menentu, masyarakat diharapkan untuk mewaspadai berbagai macam potensi penyakit, terutama demam berdarah dengue (DBD). Jika tidak ditangani dengan sesuai, DBD dapat mengakibatkan beberapa risiko kesehatan, seperti perdarahan internal, kerusakan organ, hingga kematian. 
 
Berdasarkan data yang dilansir oleh European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), Indonesia menempati peringkat nomor 1 di dunia dengan kasus kematian terbanyak akibat DBD pada tahun 2022. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus kematian akibat DBD juga didominasi oleh anak-anak berusia 0-14 tahun. 
 
Oleh karena itu, masyarakat diminta mewaspadai berbagai bahaya dan komplikasi yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, sebuah brand obat nyamuk menginisiasi program Pelatihan Kader Jumantik di 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu di Puskesmas Ciawi, Kantor Desa Tonjong, Kantor Desa Pasir Angin, Puskesmas Ciseeng, dan Puskesmas Rumpin. 
 
Dalam program ini, ibu-ibu kader jumantik dilatih untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk. Juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai bahaya dan cara pencegahan DBD dengan 3M Plus.
 
Yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang). Dan PLUS adalah mencegah gigitan dan perkembangan nyamuk. Dalam mencegah gigitan dan perkembangan nyamuk, obat nyamuk mempunyai peran utama dalam hal tersebut.
 
Selain dengan melakukan tindakan preventif dari munculnya jentik-jentik nyamuk, masyarakat juga perlu untuk membasmi nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab utama dari penyebaran DBD.
 
“Kegiatan pelatihan kader jumantik yang diprakarsai oleh HIT bersama Dinkes Kabupaten Bogor ini secara langsung telah membantu program pemerintah Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) untuk menekan kasus demam berdarah yang cenderung meningkat, terutama di musim pancaroba. Para kader jumantik yang telah dilatih diharapkan dapat menyebarluaskan informasi terkait pencegahan demam berdarah ini kepada masyarakat secara luas dan secara rutin berkala melakukan pemantauan jentik di warganya, sehingga kasus demam berdarah dapat ditekan,” ujar dr. Intan Widayati, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat