kievskiy.org

5 Aktivitas Manusia yang Memicu Polusi Udara, Paling Besar di Bidang Tani

Ilustrasi polusi udara.
Ilustrasi polusi udara. /Pixabay/catazul Pixabay/catazul

PIKIRAN RAKYAT - Polusi udara sempat menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia. Saling sikut, adu mulut, menyalahkan satu sama lain pihak, atas tercemarnya udara DKI Jakarta. Lantas, apa sebenarnya faktor pemicu kondisi udara yang sempat memburuk di Ibu Kota?

Sejatinya, polusi udara adalah akumulasi dari dampak negatif aktivitas-aktivitas manusia. Kegiatan-kegiatan ini terutama mencakup praktik pertanian, emisi kendaraan, membuang sampah sembarangan, pemanasan dan memasak di perumahan, serta emisi dari proses industri.

Selain itu, tindakan sehari-hari seperti mencuci kering, mengisi bahan bakar kendaraan, pembersihan minyak dan pengecatan juga berkontribusi terhadap penurunan kualitas udara.

Berikut 5 kegiatan manusia yang bisa berdampak pada penurunan kualitas udara:

1. Kegiatan Pertanian

Baca Juga: 4 Rekomendasi Cleansing Water, Manjur Angkat Sisa Make Up dan Debu Polusi

Emisi dari pertanian melebihi semua sumber polusi udara yang disebabkan oleh manusia. Pupuk kaya nitrogen dan kotoran hewan menghasilkan asap berbahaya, yang bergabung di udara dengan emisi dari fasilitas industri untuk membentuk partikel padat. Salah satu gas paling berbahaya yang dihasilkan dari pertanian adalah amonia, yang masuk ke udara sebagai gas dari ladang sarat pupuk dan limbah peternakan.

Pertanian juga merupakan penyebab masalah lingkungan lainnya seperti penggundulan hutan dan polusi air. Menjadi vegetarian atau vegan adalah cara terbaik untuk mengurangi jejak karbon.

2. Sampah Harian

Membuang sampah sembarangan adalah aktivitas manusia lainnya yang berkontribusi besar terhadap polusi udara. Plastik sekali pakai telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Pun demikian barang yang paling sering berserakan adalah bungkus makanan dan botol plastik. Menggunakan kembali botol air plastik sekali pakai bukanlah hal yang aman dan praktis, namun kini sudah mulai banyak alternatif, seperti botol PET daur ulang hingga botol kaca atau logam yang dapat digunakan kembali.

Puntung rokok juga merupakan salah satu benda yang sering berserakan sebagai sampah di jalan-jalan. Rata-rata puntung rokok membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk terurai, dan itu sangat merusak lingkungan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat