kievskiy.org

9 Virus dan Penyakit yang Berpotensi Jadi Ledakan Pandemi Baru Menurut WHO

Ilustrasi virus.
Ilustrasi virus. /Russell Regnery/CDC/REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Tanggal 30 Januari 2020 silam, pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan merebaknya senjata alami pembunuh massal bernama "virus corona". Virus yang berasal dari Tiongkok itu telah menyebar ke seluruh dunia hingga ditetapkan menjadi "Darurat Kesehatan Masyarakat". SARS-CoV-2 memicu penyakit Covid-19, ancaman mengerikan di tataran global.

Bukan untuk menambah ketakutan, penyakit menular yang berpotensi pandemi harus terus dibicarakan sebagai tindak pencegahan.

Dilansir dari NPR, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpan daftar virus dan bakteri yang berpotensi menjadi pandemi. Jill Weatherhead dari Baylor College of Medicine mengatakan penentuan prioritas penyakit umumnya didasarkan pada dua faktor: kemampuan penyakit untuk menyebar dan kemampuan manusia untuk mengobatinya.

Daftar ini dijadikan panduan oleh para ilmuwan, pemerintah, dan organisasi dalam menginvestasikan energi dan dana untuk mempelajari patogen yang paling mungkin menyebabkan kerusakan terbesar pada manusia. WHO mengembangkan “cetak biru” dengan tujuan strategis dan prioritas penelitian untuk setiap penyakit dalam daftar.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Air Purifier Terbaik, Ampuh Bunuh Virus dan Bersihkan Udara dari Polusi

Pada akhir tahun 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumpulkan lebih dari 300 ilmuwan untuk menilai dan memperbarui daftar tersebut. Namun perlu diingat, Infrastruktur untuk mendeteksi penyakit di berbagai belahan dunia berbeda-beda, begitu pula fakta bahwa kasus penyakit ringan mungkin tidak diketahui atau dilaporkan. Tingkat kematian didasarkan pada data terbaik yang tersedia.

1. Virus Nipah

Virus ini berasal dari kelelawar buah, termasuk yang disebut rubah terbang, dan hewan peliharaan seperti babi, kuda, kucing, dan anjing. Virus Nipah bisa ditularkan ke manusia melalui hewan atau makanan yang terkontaminasi. Bisa juga menular langsung dari manusia ke manusia.

Tingkat kematian 40 persen hingga 75 persen. Virus ini juga dapat menyebabkan ensefalitis, atau pembengkakan otak. Hingga kini belum ada vaksin yang tersedia untuk manusia atau hewan, namun terapi antibodi monoklonal sedang dalam pengembangan.

Dikategorikan berpotensi pandemi karena wabah terjadi hampir setiap tahun di beberapa wilayah Asia, namun terdapat cara yang diketahui untuk mencegah penyebaran virus. Upaya pencegahannya antara lain menghindari paparan terhadap kelelawar dan hewan yang sakit, menghindari konsumsi buah-buahan yang mungkin pernah dimakan kelelawar, dan tidak meminum jus mentah tertentu dari buah-buahan yang dimakan kelelawar. Risiko penularan internasional dapat diturunkan dengan mencuci buah-buahan dan produk buah-buahan tersebut secara menyeluruh serta mengupasnya sebelum dimakan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat