kievskiy.org

60 Persen Anak Terjerat Narkoba Berwatak Penurut, Orangtua Harus Ajari Ketegasan

Ilustrasi narkoba jenis sabu-sabu.
Ilustrasi narkoba jenis sabu-sabu. /Pixabay/JamesRonin

PIKIRAN RAKYAT - Praktisi Neuroparenting Skill dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM.NLP. mengungkapkan, setiap anak memiliki watak masing-masing. Dalam riset yang dilakukannya selama sekira 25 tahun, 60 persen yang terkena narkoba merupakan anak berwatak damai—anak yang pasrah atau mengikuti kemauan temannya—atau tak suka konflik.

Anak berwatak damai, kata Aisah, susah untuk menyampaikan penolakan. "Sehingga susah berkata tidak, pada tekanan teman sebaya di kala masuk usia remaja, usai dewasa."

Dia mengungkapkan, watak anak damai terkesan penakut jika ada tekanan. "Aslinya damai, anak yang enggak mau konflik. Kemudian enggak punya ilmu tentang drugs (narkoba). Enggak tau putaw itu apa, enggak tau cimeng itu apa, dulu kan dikit banget (pengetahuan). Terus enggak ada skill untuk bilang tidak secara asertif (tegas), karena bawaannya."

Aisha mengungkapkan, bila orangtua mengetahui punya anak berwatak damai, maka perlu diajarkan untuk bersikap tegas. Sedangkan orangtua yang mempunyai anak galak semestinya bersyukur, karena bandar narkoba takut dengan anak galak.

Bagaimana bila punya anak berwatak damai?

Ilustrasi anak mengalami trauma.
Ilustrasi anak mengalami trauma.

Orangtua, kata Aisah, mesti mengajari anak berwatak damai untuk bersifat tegas. "Misalnya, 'kamu kalau disuruh temanmu bolos, kamu bilang tidak'."

Anak berwatak damai harus diajarkan strategi untuk menyampaikan penolakan. Sebab, kata dia, bila tidak anak akan selalu mengikuti.

"Pada saat kamu diterima di lingkungan, enggak mesti kamu mengikuti yang negatif. Itu memang harus diajarin," katanya di YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, diakses 17 Januari 2024.

Dalam laporan Indonesia Drug Reports 2023 Badan Narkotika Nasional, jumlah kasus tindak pidana narkoba di Indonesia mencapai 43.099 kasus sepanjang tahun 2022, yang terbanyak di Jawa Timur dengan 7.060 kasus. Selanjutnya Sumatra Utara 4.883 kasus, DKI Jakarta, 3.619 kasus, Jawa Barat 2.247 kasus, dan Sulawesi Selatan 2.132 kasus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat