kievskiy.org

Imbas Lockdown Covid-19, Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Meningkat

Ilustrasi kekerasan kepada perempuan
Ilustrasi kekerasan kepada perempuan /PIXABAY PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Tak ada negara yang terhindar dari pandemi Covid-19, yang kini memaksa masyarakat dunia untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Namun dibalik tempat untuk melindungi dari terinfeksi tak terhindari kekerasan dalam rumah tangga terjadi.

Selama penguncian kasus kekerasan itu melonjak hingga saat ini.

Baca Juga: Sebut E-Rekap Mudahkan Pilkada, Wakil Ketua DPR: Bukan Memperburuk Produk Demokrasi

Dari lonjakan pemerkosaan di Nigeria dan Afrika Selatan hingga peningkatan jumlah wanita yang hilang di Peru, tingkat pembunuhan wanita yang lebih tinggi di Brasil dan Meksiko, dan hubungan yang kewalahan di Eropa, pandemi telah memperburuk wabah kekerasan seksual.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penguncian telah menyebabkan peningkatan keluhan atau seruan untuk melaporkan kekerasan dalam rumah tangga sebesar 25 persen di Argentina, 30 persen di Siprus dan Prancis, dan 33 persen di Singapura .

Pada dasarnya di semua negara, langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus corona telah mengakibatkan perempuan dan anak-anak dikurung di rumah.

Baca Juga: Banyak Janda dan Duda Baru, Menag Fachrul Razi Akui Lonjakan Perceraian Selama Pandemi Covid-19

"Rumah itu adalah tempat paling berbahaya bagi wanita," kata asosiasi Maroko pada April 2020 lalu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman CNA.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat