kievskiy.org

Ekonom: Jika Jatuhkan Sanksi, Joe Biden Bisa Jadi Risiko Terbesar Bagi Ekonomi Tiongkok

Ilustrasi Joe Biden dan bendera Tiongkok.
Ilustrasi Joe Biden dan bendera Tiongkok. /Kolase instagram.com/joebiden dan PIXABAY Kolase instagram.com/joebiden dan PIXABAY


PIKIRAN RAKYAT - Sanksi yang dikenakan oleh pemerintah AS  di bawah presiden terpilih Joe Biden yang menargetkan industri Tiongkok tertentu dapat menjadi salah satu risiko terbesar bagi ekonomi tahun depan.

Hal ini diungkapkan oleh seorang ekonom terkemuka asal Tiongkok bernama David Li Daoui. Dia juga memperingatkan perencana ekonomi tidak boleh mengesampingkan kemungkinan bahwa Donald Trump akan kembali dalam waktu empat tahun.

“Jika Anda bertanya kepada saya apa risiko yang dihadapi ekonomi Tiongkok tahun depan. Nomor satu, apakah Biden akan memperkenalkan kebijakan yang membatasi yang secara tepat ditargetkan pada industri Tiongkok tertentu? Itu tetap menjadi tanda tanya,” ekonom David di Forum Makroekonomi Tiongkok, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari SCMP, Minggu, 29 November 2020.

Baca Juga: Perintahkan Pasukan Tiongkok Siap Perang, Presiden Xi Jinping: Jangan Takut Mati

David Li berargumen bahwa memoar Barack Obama yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa partai Demokrat AS mengkhawatirkan peningkatan kecakapan teknologi Tiongkok.

"Mereka prihatin bahwa Tiongkok, sedikit demi sedikit, mengikis keuntungan militer, teknologi dan finansial Amerika, dan telah berbicara tentang perlunya membatasi teknologi Tiongkok untuk mempertahankan keunggulan AS," katanya.

"Tahun depan, kebijakan luar negeri Tiongkok, industri tertentu, dan perusahaan tertentu kemungkinan besar akan menghadapi beberapa risiko," ujar David Li menambahkan.

Baca Juga: Klaim Baru Tiongkok Soal Covid-19, Sebut Virus Corona Pertama Kali Muncul di India

Menurutnya, AS dan Tiongkok  kemungkinan besar akan menghadapi masa transisi yang sulit pada hari-hari awal pemerintahan berikutnya.

Hubungan antara kedua negara memburuk dengan cepat sejak pelantikan Donald Trump pada tahun 2017, dengan bentrokan atas segala hal mulai dari perdagangan dan teknologi hingga Hong Kong dan Laut China Selatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat