kievskiy.org

Tingkat Bunuh Diri di Jepang Naik 16 Persen, Perempuan 5 Kali Lipat Lebih Banyak Dibanding Pria

Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. /Pixabay/mohamed_hasan


PIKIRAN RAKYAT - Tingkat bunuh diri di Jepang telah melonjak pada gelombang kedua pandemi Covid-19. Tingkat bunuh diri kebanyakan terjadi pada kalangan wanita dan anak-anak.

Tingkat bunuh diri di gelombang kedua Covid-19 ini turun dibanding gelombang yang pertama karena pemerintah Jepang menawarkan bantuan kepada warganya.

Dikutip dari Reuters, dalam sebuah penelitian, tingkat bunuh diri pada bulan Juli-Oktober 2020 naik 16 persen dari periode yang sama tahun 2019. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Hong Kong dan Institut Gerontologi Tokyo Metropolitan.

Baca Juga: Liverpool vs Man Utd, Juergen Klopp Tebar Ancaman untuk Ole Gunnar Solskjaer

"Tidak seperti keadaan ekonomi normal, pandemi ini secara tidak proporsional mempengaruhi kesehatan psikologis anak-anak, remaja, dan wanita (terutama ibu rumah tangga)," tulis penulis dalam penelitian yang diterbitkan pada Jumat, 15 Januari 2021 di jurnal Nature Human Behavior.

Studi menunjukkan penurunan awal angka bunuh diri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti subsidi pemerintah, berkurangnya jam kerja dan penutupan sekolah.

Namun, tingkat bunuh diri wanita melonjak 37 persen atau  sekitar lima kali lipat dibanding pria.

Baca Juga: Hari Ini, Salah Satu Korban Sriwijaya Air SJ 182 Terima Santunan dari Jasa Raharja

Penelitian itu menemukan dikarenakan pandemi berkepanjangan yang melukai industri di mana wanita mendominasi, meningkatkan beban pada ibu yang bekerja, sementara kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat.

Berdasarkan data kementerian kesehatan Jepang dari November 2016 hingga Oktober ditemukan angka bunuh diri pada anak melonjak 49 persen pada gelombang kedua Covid-19, sesuai dengan periode setelah penutupan sekolah secara nasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat