kievskiy.org

Sempat Bahagia Usai Penahanan Aung San Suu Kyi, Rohingya Kini Mulai Takut Meningkatnya Kekerasan Pascakudeta

Ilustrasi pengungsi Rohingya./
Ilustrasi pengungsi Rohingya./ /Antara Foto/Rahmad Antara Foto/Rahmad

PIKIRAN RAKYAT - Usai aksi kudeta di Myanmar, masyarakat internasional memberikan beragam reaksinya.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menghentikan bantuan untuk Myanmar pascakudeta di negara itu.

Selain itu, AS juga juga meminta pemerintahan militer untuk mundur dan menyerahkan kembali kekuasaan kepada sipil.

Baca Juga: Facebook dan Whatsapp Diblokir Militer Pascakudeta di Myanmar

Kaum etnis Rohingya di Myanmar mengaku bersyukur atas penahanan Aung San Suu Kyi.

Hal ini lantaran kaum etnis Rohingya menganggap Suu Kyi mengabaikan penderitaan mereka.

Namun, hal tersebut berbeda dengan yang diutarakan oleh pengungsi Rohinghya di Bangladesh.

Baca Juga: Ingin Beri Tekanan terhadap Kudeta di Myanmar, Sekjen PBB Janji Galang Aksi Internasional

Pengungsi Rohingya di Bangladesh menentang kudeta militer di negara asal mereka Myanmar dan mengatakan bahwa mereka khawatir tentang keselamatan orang yang mereka cintai.

"Kami khawatir Tatmadaw (tentara Myanmar red.) akan melancarkan operasi lagi," kata Muhammad Ansar (35) salah satu dari lebih dari 750.000 Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan brutal dan penganiayaan tentara pada 2017 seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat