PIKIRAN RAKYAT - Kerajaan Arab Saudi bersikeras memerangi kelompok Houthi di Yaman. Padahal, aksi yang memicu Perang Yaman itu telah dikecam oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Pasalnya, Perang Yaman menimbulkan krisis kemanusiaan yang begitu besar. Konflik Houthi-Pemerintah Yaman yang disponsori Kerajaan Arab Saudi tersebut menyebabkan jutaan anak mati kelaparan.
Kendati demikian, Kerajaan Arab Saudi menyatakan tetap akan terus terlibat dalam Perang Yaman. Mereka menganggap kelompok Houthi yang didukung Iran sebagai 'organisasi teroris' yang mengancam eksistensi Yaman dan Arab Saudi.
Ketegasan sikap itu diungkapkan oleh Duta Besar Permanen Kerajaan Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Daftar Lengkap HP dengan Jaringan 5G Terbaru Tahun 2021
Baca Juga: Ketegangan di Laut Natuna Utara, Filipina dan China Saling Lempar Ancaman 'Perang' di Perairan
Tak ada tanggapan resmi lain dari Arab Saudi terkait sikap AS yang tak ingin lagi memerangi kelompok Houthi di Yaman. AS mencabut label 'teroris' yang selama ini disematkan pada Houthi mulai Selasa 16 Februari 2021 besok.
Berdasarkan pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Jumat 12 Februari 2021, takkan ada lagi dukungan persenjataan kepada Arab Saudi di Perang Yaman.