kievskiy.org

Pelapor PBB: Militer Myanmar Berpotensi Lakukan Tindak Kekerasan Lebih Besar terhadap Warga Sipil

Ilustrasi tank. Militer Myanmar mengerahkan tank./
Ilustrasi tank. Militer Myanmar mengerahkan tank./ /Pixabay/YuryRymko Pixabay/YuryRymko

PIKIRAN RAKYAT - Perpolitikan di kawasan Asia Tenggara saat ini tengah mengalami gejolak.

Pasalnya, Myanmar saat ini dilanda krisis politik.

Krisis politik bermula adanya aksi kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap pemerintahan sipil di negara itu.

Selain itu, militer Myanmar juga melakukan penahanan terhadap sejumlah pejabat tinggi sipil di negara itu salah satunya peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Telepon Pertama Kalinya Sejak Dilantik, Joe Biden Desak Israel Percepat Perdamaian dengan Palestina

Baca Juga: Sempat Alami Perubahan, Indonesia Akan Beli Pesawat Tempur F-15EX dan Dassault Rafale

Kudeta tersebut disambut oleh aksi unjuk rasa dari warga sipil Myanmar yang hingga kini masih berlangsung.

Namun, unjuk rasa tersebut mendapat tindak kekerasan dari pasukan keamanan.

Terbaru, menurut pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Myanmar, Tom Andrews terdapat potensi kekerasan dalam skala yang lebih besar di negara itu.

Andrews mendesak komunitas internasional untuk menghentikan militer melanjutkan 'solusi kekerasan ini'.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat