PIKIRAN RAKYAT - Kisruh di dalam pemerintahan Myamar yang menimbulkan korban jiwa membuat China mengambil sikap atas situasi ini.
Menteri Luar Negeri Chia, Wang Yi meyampaikan dengan turunnya China, diharapkan langkah ini bisa menurunkan tensi di Myanmar dan tidak menambah korban lebih banyak lagi.
Sejak 1 Februari 2021 lalu, Myanmar berada di dalam kekacawai setelah pemimpin Suu Kyi digulingkan dari jabatannya oleh Junta Militer.
Ribuan pendemo yang menentang kudeta pun turun ke jalanan memprotes kepemimpinan militer, sebagaimana diberitakan Galamedianews.com dalam artikel, "Korban Jiwa Terus Berjatuhan di Myanmar, China Segera Turun Tangan".
Baca Juga: Covid-19 Ancam Penderita Obesitas, Prof. Zubairi Djoerban: Angka Kematian 48 Persen Lebih Tinggi
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Senin 8 Maret 2021: Aldebaran Peluk Andin Saat Bertemu, Giliran Reyna Hilang
Korban jiwa atas protes ini tidak bisa dihindari. Bahka, seorang biarawati berusaha menghadang polisi untuk tidak menembaki para pendemo yang merupakan warga sipil.
Setidaknya, dari verifikasi PBB ada 54 orang yang tewas akibat bentok antar warga sipil dan militer Myanmar ini dan lebih dari 1.700 orang telah ditahan.
Di sisi lain, sejumlah warga Myanmar berlarian mengungsi ke negara tetangga yaitu India untuk menghindari dari kekacauan yang sedang terjadi.