kievskiy.org

Intelijen AS: Ekstremis Bermotif Rasis Jadi Kasus Paling Berbahaya

Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan. /Pexels/Kat Wilcox Pexels/Kat Wilcox

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah laporan dari beberapa komunitas intelijen Amerika Serikat mengungkap jika sikap ekstremis brutal yang bemotif rasial atau etnis sering terjadi dalam serangan dengan korban massal terhadap warga sipil.

Selain kekerasan bermotif sikap rasis, kekerasan milisi 'menghadirkan ancaman yang paling mematikan' bagi penegak hukum dan personal serta dalam fasilitas pemerintah.

Laporan itu dibuka pada Selasa, 16 Maret 2021 dalam konsultasi dengan Jaksa Angung dan Sekretaris Keamanan Dalam Negeri, Pusat Kontra Terorisme Nasional, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Dalam pertemuan itu juga CIA dan Badan Intelijen Pertahanan ikut berkontribusi.

Baca Juga: All England 2021 Disorot Buntut Indonesia Dipaksa Mundur, Kemenpora Siapkan Sejumlah Langkah

Baca Juga: Antiklimaks Raibnya Uang Rp 400 Juta, Ternyata Hutang Piutang Pribadi dengan Dijanjikan Keuntungan

Laporan tersebut mendefinisikan 'ekstremis bermotivasi rasial' dilakukan oleh mereka yang memiliki 'bias agenda ideologis, sering kali terkait dengan ras atau etnis'.

Sedangkan 'milisi ekstremis' adalah mereka yang 'mengambil langkah terbuka untuk melawan dengan kekerasan atau memfasilitasi peggulingan pemerintah AS'. Mereka juga dengan sengaja mengambil langkah-langkah untuk membangun 'rezom totaliter'.

Mereka yang ditunjuk oleh komunitas intelijen sebagai 'ekstremis milisi' kerap kali menentang hukum dan peraturan federal dan negara bagian. Ekstremis milisi biasanya berkaitan dengan kepemilikan senjata.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat