kievskiy.org

AS Mengaku Tak Terkejut Penggunaan Senjata Kimia di Suriah

Bendera Suriah di ibu kota Damaskus./
Bendera Suriah di ibu kota Damaskus./ /Reuters/Marko Djurica Reuters/Marko Djurica

PIKIRAN RAKYAT - Perang yang melanda Suriah hingga kini terus berlanjut.

Perang Suriah diawali adanya demonstrasi besar-besaran sejak 2011 silam yang menetang Presiden Bashar al-Assad.

Perang diperparah dengan adanya laporan penggunaan senjata kimia oleh tentara pro-Presiden Bashar al-Assad pada 2018 silam.

Terbaru menurut Departemen Luar Negeri AS, pengumuman dari pengawas senjata kimia global yang menyebut rezim Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan pada 2018 di barat laut Suriah "seharusnya tidak mengejutkan siapa pun,"

Baca Juga: Tiga Negara Eropa Nyatakan Prihatin Atas Pengayaan Uranium Iran

Baca Juga: Masih Berkonflik dengan Houthi, Arab Saudi Sepakat Pasok Minyak ke Yaman

"Rezim Assad bertanggung jawab atas kekejaman yang tak terhitung banyaknya, beberapa di antaranya masuk ke tingkat kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata juru bicara Deplu AS Ned Price dalam sebuah pernyataan seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

"Kekejaman yang terdokumentasi dengan baik ini termasuk penggunaan senjata kimia, dan laporan terbaru itu mengikuti yang pertama dari IIT tahun lalu yang menghubungkan tiga serangan senjata kimia lainnya dengan rezim Assad," ujarnya mengacu pada Organisasi Pelarangan Bahan Kimia serta Tim Investigasi dan Identifikasi Senjata (OPCW).

OPCW pada Selasa, 13 April 2021 lalu merilis laporan akhirnya tentang serangan senjata kimia 2018 yang saat ini dikonfirmasi di Saraqib di Provinsi Idlib.

Organisasi tersebut menetapkan bahwa helikopter militer yang digunakan oleh Angkatan Udara Arab Suriah menjatuhkan setidaknya satu silinder berisi gas klorin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat