kievskiy.org

Soroti Kondisi di Afganistan, Jusuf Kalla: Perbedaan Pandangan Pemerintah dan Taliban

Ilustrasi kerja sama antara Amerika Serikat (AS) dan Turki untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Ilustrasi kerja sama antara Amerika Serikat (AS) dan Turki untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan. /Pixabay/8385

PIKIRAN RAKYAT – Menyoroti konflik sejata yang terjadi di Afganistan, Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) menilai bahwa upaya perdamaian harus dimulai dengan melakukan gencatan senjata dan solusi yang bersifat win-win melalui power sharing.

Pasalnya, bentrokan antara pasukan Taliban dan Afghanistan telah meningkat seiring penarikan pasukan asing dari negara tersebut hingga 11 September.

Taliban telah merebut sejumlah wilayah seperti Taluqan sebagai Ibu Kota Provinsi Takhar Utara dan menyerbu Ibu Kota Provinsi Sar-e-Pul, Takhar, serta Kunduz.

Perkiraan PBB menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas selama sebulan terakhir ketika Taliban berusaha merebut kota-kota besar yang dikuasai pemerintah.

Baca Juga: Joe Biden Tak Menyesal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan: Mereka Harus Berjuang Sendiri

Menurutnya, perlu adanya peralihan dari konflik bersenjata menjadi pembicaraan politik yang menjadi suatu pemerintah nasional yang didukung oleh kedua belah pihak.

"Power sharing itu katakanlah bikin kabinet, siapa presidennya, siapa perdana menterinya, siapa menterinya, itu kan menjadi suatu pemerintah nasional yang didukung kedua belah pihak," kata JK.

Ia mengaku bahwa dirinya sudah beberapa kali bertemu dengan pemerintah Afghanistan serta pihak Taliban untuk membicarakan solusi perdamaian selama beberapa tahun terakhir.

Berawal dari kunjungan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Jakarta pada tahun 2017, JK kemudian mengundang delegasi pemerintah Afghanistan ke Indonesia dan disusul dengan mengundang pihak Taliban pada 2019.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat