kievskiy.org

Sempalan ISIS Jebol Penjara Marawi, 23 Napi Kabur

MANILA, (PR).- Kelompok ekstremis Filipina yang terafiliasi dengan ISIS membebaskan sedikitnya delapan kawan mereka dari penjara di kota Marawi, provinsi Lanao del Sur, Filipina Selatan. Di saat yang sama, 15 tahanan lainnya juga ikut kabur, sehingga jumlah total, 23 napi melarikan diri. Seperti dilaporkan The Guardian dan AP , Minggu 28 Agustus 2016, saat kelompok ekstremis tersebut membebaskan delapan rekannya, 15 narapidana lainnya yang tak terkait dengan ekstremisme, juga berhaisl melarikan diri. Lima belas tahanan tersebut terkait dengan kasus pembunuhan dan narkoba. Sampai saat ini polisi belum berhasil mengembalikan semua tahanan tersebut. Perburuan terhadap semua tahanan yang kabur tersebut masih terus dilakukan. Otoritas polisi Filipina mengungkapkan bahwa kelompok ekstremis Muslim Maute yang merupakan simpatisan ISIS tersebut, membebaskan delapan kawannya pada Sabtu tengah malam. Saat itu kondisi penjara di kota Marawi, Lanao del Sur, Filipina Selatan, sepi karena mayoritas tahanan sudah terlelap. Momentum tersebut digunakan kelompok ektremis untuk menjebol penjara. Terdapat 20 ekstremis bersenjata menyerbu penjara di Marawi. Mereka langsung melucuti senjata sejumlah penjaga penjara, dan membebaskan delapan kolega mereka. Kelompok Maute merupakan kelompok garis keras yang baru berdiri. Sama dengan kelompok teroris Abu Sayyaf, Maute juga telah menyatakan setia kepada ISIS dan lambang kelompok ini juga menggunakan bendera hitam serta logo ISIS. Basis kelompok Maute adalah di kota Butig, Lanao del Sur. Sepanjang tahun ini, kelompok teroris tersebut telah menyerang tentara beberapa kali. Selain itu , mereka juga menculik dan membunuh dua pekerja asing awal tahun. Selain Maute dan Abu Saayaf, masih ada sejumlah kelompok ekstremis Muslim lainnya di Filipina yang juga telah menyatakan setia kepada ISIS. Selama ini otoritas militer Filipina berusaha untuk tak membuat kasus ekstremisme di negara mereka terpublikasikan. Pasalnya, mereka tak ingin negara dicap tak aman dan ini juga berdampak pada penilaian warga terhadap kapabilitas militer. Saat sejumlah bukti menunjukkan bahwa sejunmlah kelompok ektremis Filipina menjalin relasi dengan ISIS dan teroris asing lainnya, militer selalu membantah. Mereka selalu mengatakan bahwa sejauh ini tak ada bukti kuat kelompok ektremis di dalam negeri berkolaborasi dengan kelompok teroris asing.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat