kievskiy.org

Direktur RS Al Shifa Gaza Bebas Usai 7 Bulan Ditahan Israel, Bongkar Kengerian dan Pertumpahan Darah di Sana

Ilustrasi penjara.
Ilustrasi penjara. /pixabay/Comfreak

PIKIRAN RAKYAT - Direktur rumah sakit (RS) Al Shifa Gaza, Palestina, Dr Muhammad Abu Salmiya dibebaskan pada Senin 1 Juli 2024 pagi setelah berbulan-bulan dalam tahanan Israel penjajah. Dia ditahan pada November 2023, pada saat berada dalam konvoi kemanusiaan pimpinan PBB yang mengevakuasi pasien yang telah dipaksa keluar dari RS Al Shifa selama genosida Israel penjajah.

Dia dibebaskan kembali ke Deir al-Balah, Gaza tengah, bersama sekitar 50 tahanan lain, termasuk setidaknya satu dokter lainnya. Setelah dibebaskan, dia mengatakan bahwa para tahanan Palestina menderita kondisi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di penjara-penjara Israel penjajah, tidak terlihat sejak Nakba 1948, dan tindakan mendesak harus diambil untuk membebaskan mereka.

"Tahanan menjadi sasaran segala bentuk penyiksaan, sementara hak-hak mereka yang paling dasar dirampas. Banyak yang meninggal selama interogasi karena penyiksaan, kurangnya perawatan medis dan makanan," kata Dr Muhammad Abu Salmiya.

"Bahkan para dokter Israel di sana (di penjara) memperlakukan tahanan dengan kejam dan memukuli mereka... Pendudukan ini telah meninggalkan semua nilai kemanusiaan," ujarnya menambahkan.

Dr Muhammad Abu Salmiya pun menolak untuk meninggalkan RS Al Shifa selama pembantaian Israel penjajah pertama pada November 2023, bersumpah untuk tinggal bersama pasien. Namun, semua staf medis, pasien, dan orang-orang terlantar dipaksa keluar dari rumah sakit setelah pasukan Israel penjajah menggerebeknya.

Dia kemudian ditahan bersama dokter dan pasien lain pada saat dievakuasi dalam konvoi yang dikoordinasikan oleh PBB dengan militer Israel penjajah. Dia mengaku, telah melakukan kontak dengan petugas Israel penjajah sebelum evakuasi, untuk memberi tahu mereka tentang gerakannya.

"Akan tetapi, tentara (Israel) mengkhianati kami dan menangkap saya serta yang lainnya yang berada di koridor kemanusiaan," ucap Dr Muhammad Abu Salmiya.

Militer Israel penjajah selama berbulan-bulan mengatakan bahwa RS Al Shifa, fasilitas medis terbesar dan terpenting di Gaza sebelum genosida, adalah pusat komando dan kontrol Hamas. Setelah penangkapan Abu Salmiya, mereka mengklaim ada aktivitas teroris Hamas yang luas di rumah sakit di bawah manajemennya.

Akan tetapi, pemerintah Israel penjajah tidak pernah memberikan bukti untuk mendukung klaimnya mengenai RS Al Shifa berisi aset Hamas. Bukti itu tak ditemukan meskipun mereka menyerang beberapa kali, termasuk serangan dua minggu yang luas selama Maret 2024, yang menghancurkan fasilitas rumah sakit.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat