kievskiy.org

Kapal Selam Amerika Serikat Berlabuh di Korea Selatan

USS Michigan, sebuah kapal selam bertenaga nuklir kelas Ohio, tiba di sebuah pangkalan angkatan laut di Busan, Korea Selatan, Selasa, 25 April 2017.*
USS Michigan, sebuah kapal selam bertenaga nuklir kelas Ohio, tiba di sebuah pangkalan angkatan laut di Busan, Korea Selatan, Selasa, 25 April 2017.*

SEOUL, (PR).- Kapal selam bertenaga nuklir Amerika Serikat tiba di pelabuhan di Korea Selatan, Selasa, 25 April 2017. Kapal selam  berlabuh di tengah kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat menandai fondasi militernya dengan peluncuran rudal atau uji coba nuklir, menentang tekanan AS dan Tiongkok. Korea Utara pun menentang meskipun kapal selam tiba di selatan.

Persinggahan oleh SSBN-727 USS Michigan, yang diumumkan oleh militer AS di Korea Selatan, terjadi saat utusan nuklir utama dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat bertemu di Tokyo. Tujuannya untuk membahas tanggapan terhadap penolakan Korut untuk menghentikan program nuklirnya.

Dilansir Reuters, USS Michigan dibuat dengan kemampuan membawa rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM) dan rudal jelajah Tomahawk.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta sanksi PBB baru yang lebih keras terhadap Pyongyang Senin, 24 April 2017. Trump mengatakan Korea Utara adalah ancaman global dan masalah yang harus diselesaikan bersama.

"Status quo di Korea Utara juga tidak dapat diterima," kata Trump dalam sebuah pertemuan dengan 15 utusan Dewan Keamanan PBB termasuk Tiongkok dan Rusia di Gedung Putih.

"Dewan harus bersiap untuk menjatuhkan sanksi tambahan dan lebih kuat pada program rudal nuklir dan balistik Korea Utara," Pejabat Korea Selatan dan AS khawatir tes nuklir Korea Utara keenam bisa segera terjadi suatu saat. Spekulasi telah berkembang bahwa tes semacam itu, atau peluncuran rudal jarak jauh lainnya, bisa bersamaan dengan peringatan 85 tahun pendirian Angkatan Darat Korea Utara pada hari Selasa.

Resolusi damai

Harian "China Daily" mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Pyongyang dan Washington untuk mundur selangkah dari retorika yang keras. Kedua negara diminta memperhatikan alasan yang menyerukan sebuah resolusi damai.

"Dilihat dari kata-kata dan tindakan baru-baru ini, pembuat kebijakan di Pyongyang telah benar-benar salah membaca sanksi PBB yang ditujukan atas provokasi nuklir atau rudalnya. Bukan sistem atau kepemimpinannya," kata surat kabar tersebut dalam sebuah editorial.

"Mereka sekaligus sangat melebih-lebihkan kekuatan mereka sendiri dan meremehkan bahaya yang mereka emban untuk diri mereka sendiri," katanya menambahkan.

Dalam percakapan telepon dengan Trump pada hari Senin, Presiden Tiongkok Xi Jinping meminta semua pihak untuk menahan diri.

Dua kapal perusak Jepang melakukan latihan pada hari Senin dengan gugus tempur kapal induk AS yang juga menuju perairan Korea, dikirim oleh Trump sebagai peringatan ke Korea Utara.

Trump juga berusaha menekan Tiongkok untuk berbuat lebih banyak untuk mengendalikan negara tetangganya yang bersenjata nuklir tersebut.

Tiongkok yang menjadi satu-satunya sekutu utama Korea Utara, marah dengan sikap Pyongyang serta program nuklir dan rudalnya.

Terlepas dari hal tersebut, Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir dan rudal yang bertentangan dengan sanksi PBB.

Marah dengan pendekatan gugus tempur Kapal Induk USS Carl Vinson yang bisa tiba dalam beberapa hari, Korea Utara mengatakan bahwa penempatan tersebut adalah "tindakan yang sangat berbahaya yang dilakukan oleh pihak yang merencanakan perang nuklir untuk menginvasi".

"Amerika Serikat seharusnya tidak mengamuk dan harus mempertimbangkan secara hati-hati konsekuensi bencana dari tindakan provokatif militernya yang bodoh," tulis "Rodong Sinmun", surat kabar resmi Partai Pekerja Korea Utara, dalam sebuah komentar.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat