kievskiy.org

Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa Bertenaga Surya, NASA Berharap Temukan Petunjuk Baru

Kapsul berisi wahana antariksa Lucy milik NASA berada di atas roket Atlas 5 dalam misi untuk mempelajari asteroid Trojan di tata surya terluar sebelum diluncurkan di Stasiun Angkatan Antariksa Cape Canaveral di Florida, AS, Jumat, 15 Oktober 2021.
Kapsul berisi wahana antariksa Lucy milik NASA berada di atas roket Atlas 5 dalam misi untuk mempelajari asteroid Trojan di tata surya terluar sebelum diluncurkan di Stasiun Angkatan Antariksa Cape Canaveral di Florida, AS, Jumat, 15 Oktober 2021. /Antara

PIKIRAN RAKYAT – Lucy diklaim menjadi pesawat ruang angkasa bertenaga surya pertama yang melakukan penjelajahan dari Matahari untuk mengamati lebih banyak asteroid daripada misi sebelumnya.

Pesawat luar angkasa Lucy memiliki misi, yaitu melakukan ekspedisi selama 12 tahun untuk mempelajari sejumlah asteroid.

Wahana itu menjadi yang pertama mengeksplorasi Trojan yang merupakan ribuan batu yang mengorbit matahari dalam dua kelompok, yaitu satu di depan jalur gas raksasa planet Yupiter dan satu lagi di belakangnya.

Kelompok terbesar yang dikenal sebagai asteroid Trojan yang berasal dari nama prajurit dalam mitologi Yunani dan diyakini berdiameter 225 kilometer.

Baca Juga: NASA Luncurkan Wahana Antariksa Pertama, Pelajari Asteroid Trojan Jupiter

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan pesawat ruang angkasa bernama Lucy dalam misi 12 tahun untuk mempelajari asteroid Trojan Jupiter dan mengumpulkan pengetahuan baru tentang pembentukan tata surya.

Asteroid Trojan adalah dua klaster besar batu ruang angkasa yang dipercaya para ilmuwan merupakan sisa-sisa material purba yang membentuk planet-planet terluar dari tata surya.

Roket Atlas V yang bertanggung jawab untuk mendorong pesawat dijadwalkan lepas landas pada Sabtu pukul 05:34 waktu setempat (16:34 WIB) dari Cape Canaveral, Amerika Serikat.

“Masing-masing asteroid itu, masing-masing dari sampel murni itu memberikan bagian dari kisah tata surya, kisah kita,” kata Administrator Asosiasi Misi Sains NASA Thomas Zurbuchen. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat