kievskiy.org

China Kemungkinan Miliki 1.000 Hulu Ledak Nuklir pada 2030, Pentagon Gelisah

 Ilustrasi bendera China. Pentagon mengatakan bahwa China kemungkinan akan memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030, sebut hal itu peningkatan tajam.
Ilustrasi bendera China. Pentagon mengatakan bahwa China kemungkinan akan memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030, sebut hal itu peningkatan tajam. /Pixabay/glaborde7 Pixabay/glaborde7

PIKIRAN RAKYAT- Pentagon dalam laporan tahunannya tentang militer China, mengatakan bahwa negara itu kemungkinan akan memiliki setidaknya 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.

Pada Rabu, 3 November 2021 Pentagon menuturkan bahwa hal itu merupakan peningkatan tajam dari proyeksi tahun lalu China yang mencapai total 400 selama periode 10 tahun.

Perkiraan terbaru oleh Departemen Pertahanan AS menunjukkan kekhawatiran yang berkembang di Washington atas potensi pertumbuhan yang cepat dari persenjataan nuklir China karena persaingan antara kedua negara meningkat di berbagai bidang.

Laporan tentang "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China (RRC)" mengatakan bahwa percepatan ekspansi nuklir RRC dapat memungkinkan negara itu untuk memiliki hingga 700 hulu ledak nuklir yang dapat dikirim pada tahun 2027.

Baca Juga: Panglima Militer Sudan Perintahkan Pembebasan 4 Menteri yang Ditahan dalam Kudeta

"RRC kemungkinan bermaksud untuk memiliki setidaknya 1.000 hulu ledak pada tahun 2030,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa China bertujuan untuk memodernisasi, mendiversifikasi, dan memperluas persenjataan nuklirnya selama 10 tahun ke depan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Kyodo News.

"RRC berinvestasi, dan memperluas, jumlah platform pengiriman nuklir berbasis darat, laut, dan udara dan membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung ekspansi besar kekuatan nuklirnya," sambungnya.

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Rusia memiliki 6.255 hulu ledak nuklir, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 5.550 pada Januari tahun ini, dan China memiliki 350 hulu ledak nuklir.

Pada bulan Februari, Amerika Serikat dan Rusia menyetujui perpanjangan lima tahun dari perjanjian terakhir yang tersisa yang membatasi persenjataan nuklir mereka – Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START).

Baca Juga: Ali Ngabalin Sebut Fitnah Tudingan Bisnis PCR ke Luhut-Erick, Chris Wamea: Manusia Begini Kok Dipakai Istana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat