kievskiy.org

Demonstrasi Besar Guncang Iran, Rouhani Salahkan Amerika Serikat

TEHERAN, (PR).- Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa 26 Juni 2018 mengatakan, negaranya sedang "bertempur" dengan Amerika Serikat sehari setelah para demonstran marah akibat kenaikan harga kebutuhan pokok dan lainnya yang dinilai sudah keterlaluan.

Warga Iran kesal dengan melemahnya perekonomian negara mereka sehingga melancarkan protes terhadap pemerintah. Namun, pemerintah menyalahkan Amerika Serikat atas memburuknya ekonomi di Iran.

​Washington Post dan The Guardian melaporkan, dalam pidato yang disiarkan televisi, Rouhani menyalahkan Amerika Serikat atas kesengsaraan Iran dan mengatakan Amerika Serikat berusaha merusak negara dengan menciptakan "perang ekonomi."

" Amerika Serikat tidak dapat mengalahkan negara kita, musuh kita tidak bisa membuat kita bertekuk lutut," katanya.

Komentar Rouhani muncul setelah demonstran marah atas memburuknya ekonomi di negara mereka. Namun, protes mereka di depan gedung parlemen dihadang polisi setempat. Peristiwa itu adalah konfrontasi pertama sejak demonstrasi serupa mengguncang negara tersebut awal tahun ini.

Demonstrasi terbaru ini mengisyaratkan kegelisahan luas warga setempat setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Teheran.

Tidak jelas siapa yang memimpin protes pada Senin 25 Juni 2018. Kantor berita semi resmi Iran, Fars, ISNA, dan Tasnim menggambarkan protes di Grand Bazaar terjadi setelah nilai tukar mata uang Iran, rial turun signifikan menjadi 90.000 rial per satu dolar Amerika Serikat di pasar gelap negara itu meskipun pemerintah berusaha untuk mengendalikan nilai tukar mata uang.

Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan pemrotes di Grand Bazaar yang mengganggu pemilik toko yang menolak menutup toko mereka.

Beberapa saat kemudian, sekitar 2 kilometer dari Grand Bazaar, video yang dibagikan sejumlah warga Iran di media sosial muncul untuk menunjukkan kerumunan massa pemrotes yang dihadapi polisi di parlemen. Kantor berita ISNA melaporkan bahwa pihak berwenang menahan banyak demonstran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat