kievskiy.org

Interpol Selamatkan 150 Anak Korban 'Trafficking' di Afrika

null
null

LAGOS, (PR),- Interpol menyelamatkan lebih dari 150  anak-anak -- beberapa di antaranya berusia 11 tahun dari jumlah keseluruhan 220 orang yang terperabgkap dalam sistem perdagangan manusia (trafficking) di Afrika Barat.

Sebagian besar korban dipukuli, mengalami pelecehan dan diberitahu bahwa mereka tidak akan pernah melihat keluarga mereka lagi oleh pedagang mereka, kata Interpol. Mereka datang dari negara-negara Afrika Barat termasuk Republik Benin, Burkina Faso, Niger, Nigeria, dan Togo.

Polisi setempat yang bekerja dengan Interpol menyelamatkan beberapa korban dari tempat-tempat di mana mereka dipaksa menjadi pekerja seks, dan mayoritas bekerja sebagai pelayan di pasar di kedua negara Republik Benin dan Nigeria.

Salah satu anak ditemukan sedang membawa karung beras yang beratnya mencapai 40 kilogram pada perbatasan Republik Benin dan Nigeria, kata seorang jurubicara Interpol.

"Banyak anak-anak yang dikirim ke pasar-pasar untuk melakukan kerja paksa. Kelompok kejahatan yang terorganisir dan termotivasi hanya untuk menghasilkan uang. Mereka tidak peduli dengan anak-anak yang dipaksa menjadi pelacur, bekerja dalam kondisi yang mengerikan, hidup di jalanan, mereka semua hanya untuk mencari uang," kata Direktur Interpol Paul Stanfield, seperti dikutip dari kantor berita CNN, Jmat 26 April 2019.,

Empat puluh tujuh orang ditangkap 

Operasi berbulan-bulan dimulai sejak 2018 dan melibatkan petugas penegak hukum setempat serta agen anti-perdagangan manusia di Republik Benin dan Nigeria di mana merupakan negara-negara yang diidentifikasi sebagai hotspot untuk perdagangan anak, kata Stanfield.

Perdagangan manusia merupakan tantangan besar yang dihadapi banyak negara Afrika, di mana ribuan orang, terutama anak-anak, dijual ke lingkaran pelacuran dan kamp kerja paksa oleh jaringan penyelundupan manusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat