kievskiy.org

Flu Babi Muncul, Perlu Pemusnahan Secara Massal

FOTO ilusttrasi pembersihan kandang untuk mencegah flu babi.*/ANTARA
FOTO ilusttrasi pembersihan kandang untuk mencegah flu babi.*/ANTARA

MANILA, (PR).- Filipina mengonfirmasi kemunculan flu babi Afrika, penyakit yang telah membunuh banyak babi mulai dari Slovakia hingga ke Tiongkok. Wabah ini membuat harga daging babi di seluruh dunia meningkat.

Seperti dilaporkan The Guardian, Selasa 10 September 2019, virus ini tidak berbahaya bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan demam hemoragik dan kematian pada babi. Sejauh ini, belum ada obat penawar atau vaksin. Satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran penyakit ini adalah dengan pemusnahan massal hewan yang telah terjangkit.

Dalam setahun terakhir, wabah ASF menyebar dengan cepat di wilayah Asia. Kasus pertama ditemukan di Tiongkok pada Agustus 2018, kemudian menyebar ke Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, Mongolia, dan Korea utara.

Di Filipina, wabah flu babi Afrika pertama kali muncul ketika dua ekor babi terinfeksi virus ditemukan di dua kota dekat Manila. Sejak saat itu, pihak berwenang telah memusnahkan lebih dari 7.000 ekor babi dalam radius satu kilometer dari dua kota tersebut, ujar Menteri Pertanian Filipina, William Dar.

Dia menjelaskan, Filipina tidak terjangkit wabah flu babi Afrika dan memastikan bahwa daging hewan, terutama daging aman, masih aman dikonsumsi oleh warga. Daging babi menyumbang 60% dari total penjualan dan konsumsi daging di Filipina.

Filipina merupakan produsen daging babi terbesar kedelapan di dunia berdasarkan jumlah daging yang diproduksi. Industri daging babi di Filipina diperkirakan meraup omzet sekitar 260 miliar peso (Rp 70 triliun).

Uji sample

Dar menjelaskan 14 dari 20 sampel yang dikirim ke laboratorium di Inggris dinyatakan positif terjangkit flu babi. Meski demikian, dibutuhkan waktu seminggu untuk menguji bahaya dari virus jenis ini.

Wabah virus pertama kali muncul di kota Rodriguez, 10 kilometer sebelah timur dari kota Manila. Daerah-daerah lain masih dirahasiakan, namun daerah tersebut dipantau dengan ketat untuk melihat kemungkinan munculnya wabah disana, Dar menambahkan.

“Kami tidak pernah mengalami wabah seperti ini, saya pastikan itu. Saat ini kami sedang menanggulangi masalah meningkatnya jumlah babi yang mati,” ucap Dar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat