kievskiy.org

Partikel Polusi Udara Bisa Tembus Plasenta

*/THEGUARDIAN.COM
*/THEGUARDIAN.COM

BRUSSEL, (PR).-  Bayi yang belum lahir dapat terkena karbon hitam yang dihirup ibunya selama hamil. Dilansir The Guardian, Rabu, 18 September 2019, fakta tersebut terungkap lewat hasil penelitian yang dilakukan di Belgia. 

Dalam kajian tersebut, peneliti menemukan adanya partikel polusi udara pada sisi janin plasenta ibu hamil. Ini menunjukkan bahwa bayi yang belum lahir langsung terkena karbon hitam yang dihasilkan kendaraan bermotor di jalan raya. Setidaknya, ada ribuan partikel kecil per milimeter kubik dalam setiap sel plasenta yang dianalisis. Temuan ini menunjukkan bahwa penghalang plasenta dapat ditembus oleh partikel kecil yang dihirup seorang ibu hamil.

Selama ini sudah diketahui bahwa ada kaitan antara udara kotor dan peningkatan keguguran, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Sejumlah masalah itu muncul bukan hanya karena respon tubuh ibu hamil saat terkena polusi. Dengan kata lain, penelitian tersebut menunjukkan bahwa partikel itu sendiri mungkin menjadi salah satu dari penyebabnya.

Prof. Tim Nawrot di Universitas Hasselt di Belgia, yang memimpin penelitian ini, mengatakan, kerusakan pada janin ini berdampak seumur hidup. "Ini adalah periode kehidupan yang paling rentan. Semua sistem organ dalam pengembangan. Untuk melindungi generasi masa depan, kita harus mengurangi paparan.”

Ia juga menambahkan, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memotong jumlah polusi udara tetapi, orang-orang pun harus menghindari jalanan macet jika memungkinkan.

Tinjauan global yang komprehensif menyimpulkan bahwa polusi udara dapat merusak setiap organ dan hampir setiap sel dalam tubuh manusia. Partikel nano juga telah ditemukan melewati penghalang darah-otak dan miliaran partikel super kecil tersebut telah ditemukan di dalam hati para warga muda di perkotaan.

Sementara polusi udara berkurang di beberapa negara,  kerusakan yang disebabkan oleh polusi tingkat rendah justru meningkat dengan cepat. Tak ayal, sekitar 90% populasi dunia tinggal di sejumlah kawasan yang polusi udaranya melewati batas ambang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penelitian yang diterbitkan jurnal Nature Communications ini, meneliti 25 plasenta dari wanita yang tidak merokok di kota Hasselt - yang memiliki tingkat polusi partikel jauh di bawah batas Uni Eropa, meskipun di atas batas WHO. Para peneliti menggunakan teknik laser untuk mendeteksi partikel karbon hitam, yang memiliki sidik jari optis yang unik.

Dalam setiap kasus, mereka menemukan partikel nano di sisi janin dari plasenta dan jumlahnya berkorelasi dengan tingkat polusi udara yang dialami para ibu. Terdapat rata-rata 20.000 partikel nano per milimeter kubik pada plasenta ibu yang tinggal di dekat jalan besar. Bagi mereka yang tingal di daerah pinggiran, rata-rata adalah 10.000 partikel nano per milimeter kubik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat