kievskiy.org

China Tuding AS Gunakan Demokrasi Sebagai Senjata Pemusnah Massal, Campuri Urusan Negara Lain

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin /Dok. Kementerian Luar Negeri China/ fmprc.gov.cn


PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Luar Negeri China baru-baru ini menyimpulkan bahwa pertemuan bertajuk 'Summit for Democracy’ adalah upaya untuk menggagalkan demokrasi dengan dali demokrasi.

Kemenlu China menyebut pertemuan Summit for Democracy itu berfungsi untuk menghasut perpesan dan konfrontasi.

“Menghasut perpecahan dan konfrontasi, dan mengalihkan perhatian dari masalah internal (Amerika Serikat) dan sebagai upaya untuk melestarikan hegemoni (AS di dunia,” demikian pernyataan Kemenlu China, Sabtu, 11 Desember 2021, dikutip dari Sputnik News.

Baca Juga: Anneth hingga Lyodra Raih Penghargaan 'MAMA' Mnet Asian Musik Awards 2021, Berikut Daftar Lengkapnya

China juga menuduh AS berusaha memaksakan sistem dan nilai politik pada negara lain.

Selain itu, disebutkan pula tekanan AS pada negara lain disebut China sebagai 'reformasi demokrasi'.

"Demokrasi telah menjadi 'senjata pemusnah massal' yang digunakan oleh Amerika Serikat untuk mencampuri urusan negara lain," kata Kemenlu China.

"Sejak tahun 2001, perang dan operasi militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Afghanistan, Irak, Libya dan Suriah telah merenggut ratusan korban jiwa, ribuan nyawa, menyebabkan jutaan luka-luka, dan puluhan juta orang mengungsi. Kegagalan di Afghanistan telah menunjukkan bahwa memaksakan demokrasi Amerika sama sekali tidak berhasil,” kata kementerian itu.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung 12 Desember 2021: Waspada Hujan Petir dan Angin Kencang

Kemenlu China juga mencatat, AS terus mencoba membagi dunia menjadi kubu 'demokratis' dan 'non-demokratis' berdasarkan kriterianya."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat