kievskiy.org

Cara Warga Eropa Atasi Depresi saat Lockdown Virus Corona yang Bisa Ditiru

ILUSTRASI bekerja dari rumah.*
ILUSTRASI bekerja dari rumah.* /Pexels Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Banyak warga Eropa yang merasa depresi saat isolasi. Namun, beberapa dari mereka telah berhasil menemukan cara yang kreatif agar terhindar dari kerusakan psikologis akibat isolasi diri yang terlalu lama. Di Italia, masyarakat yang diisolasi mencoba menghibur diri mereka dengan bernyanyi dan berbagi resep.

Dilansir dari The Guardian, Minggu, hal itu merupakan bentuk upaya masyarakat dalam mencegah depresi dalam masa sulit ini. Seperti yang dilaporkan, dalam minggu pertama, 93% responden di Italia mengatakan mereka sedikit cemas, sementara 42% menggambarkan penurunan suasana hati dan 28% melaporkan bahwa mereka tidak bisa tidur nyenyak.

Orang-orang dengan kondisi seperti itu perlu mendapatkan konsultasi online gratis dari kementerian kesehatan agar kesehatan psikis mereka tetap baik.

Baca Juga: Pilkada 2020 Bisa Ditunda Sampai Setahun Karena Pandemi Virus Corona

Berdasarkan data yang ada, sekitar 9.000 psikolog terlibat dalam skema #psicologionline yang menawarkan konsultasi psikis melalui telepon atau video.

Gelisah akibat isolasi merupakan hal yang wajar. Borwin Bandelow, dari Göttingen di Jerman, mengatakan bahwa perasaan itu muncul karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Namun, ia menambahkan bahwa perasaan itu harus segera dihilangkan ketika keadaan kembali normal.

Berbeda dengan Italia, warga Jerman yang merasa cemas dan panik karena berita-berita corona yang ada dapat beralih ke layanan berita yang bebas dari berita buruk, angstfrei.news. Laman tersebut berisikan berita dengan sudut pandang yang positif.

Baca Juga: Indonesia Patut Tiru Singapura, Negara dengan Jumlah Tenaga Medis Terinfeksi Virus Corona Terendah

Aurélia Schneider, salah seorang psikolog di Prancis menggemakan pentingnya optimis dengan menyadari bahwa musibah ini dialami semua orang di dunia. Hal itu akan memberi kita ketenangan secara psikologis karena mengetahui bahwa ini bukan penderitaan secara individu tetapi penderitaan kolektif. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat