kievskiy.org

Hasil Penelitian, Kawasan di Luar Asia Timur Sempat Kebal Terhadap Virus Corona Wuhan

SEORANG petugas medis dengan baju pelindung menyiapkan obat tradisional untuk pasien dengan virus korona baru dengan peralatan pengeluaran cerdas di sebuah apotek Rumah Sakit Tongji Wuhan, Tiongkok, Senin 2 Maret 2020.*
SEORANG petugas medis dengan baju pelindung menyiapkan obat tradisional untuk pasien dengan virus korona baru dengan peralatan pengeluaran cerdas di sebuah apotek Rumah Sakit Tongji Wuhan, Tiongkok, Senin 2 Maret 2020.*

PIKIRAN RAKYAT - Para ahli genetika dari Inggris dan Jerman telah memetakan pembentukan coronavirus penyebab COVID-19, dan menetapkan saat ini ada tiga versi penyebarannya di seluruh dunia.

Dilansir SCMP, Minggu 12 April 2020, penemuan ini bisa membantu para ilmuwan dalam mengidentifikasi penyebab mengapa virus ini sangat mudah menular.

“Ada banyak mutasi yang terjadi untuk melacak susunan keluarga virus COVID-19 dengan rapi. Kami coba menggunakan algoritma matematika untuk memvisualisasikan semua susunannya secara bersamaan,” kata Peter Foster, ahli genetika di Universitas Cambridge.

Baca Juga: Calon Penerima Manfaat JPS Bertambah, Ema : Bakal Ada Penyesuaian Angka Bantuan

Dalam laporan penelitiannya, Foster menjelaskan bahwa teknik tersebut sebagian besar biasa digunakan untuk memetakan pergerakan populasi manusia melalui sejarah DNA nya.

Foster bersama timnya memberi label pada ketiga varian sebagai tipe A, B dan C.

Tipe A adalah yang paling dekat dengan coronavirus yang ditemukan pada kelelawar di Wuhan, Tiongkok, yang merupakan pusat penyebaran awal. Tetapi, mereka percaya tipe utamanya bukanlah berasal dari sana.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Cara Sembunyikan Status Typing di WhatsApp

Tipe A juga ditemukan pada sejumlah warga Amerika yang pernah tinggal di Wuhan. Tipe ini juga terdiagnosis di Amerika dan Australia.

Penelitian ini kemudian menemukan varian yang paling umum ditemukan di Wuhan adalah tipe B. Menurut peneliti,  virus ini sebelum bermutasi, tidak banyak tersebar di luar Asia Timur. Pasalnya, lanjut peneliti, adanya kekebalan terhadap virus ini di luar wilayah Asia Timur. Namun, setelah virus bermutasi, kekebalan itu pun runtuh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat