kievskiy.org

Antibodi dalam Darah Membuat Kebal Terhadap Virus Corona, WHO Tak Yakin

ILUSTRASI uji darah, tes darah, uji Covid-19.*
ILUSTRASI uji darah, tes darah, uji Covid-19.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak yakin apakah keberadaan antibodi dalam darah memberikan perlindungan maksimal terhadap reinfeksi (tertular kembali) virus corona, demikian ahli kedaruratan WHO, Mike Ryan saat konferensi pers, Jumat, 17 April 2020.

Ryan juga menuturkan bahwa walaupun antibodi bekerja efektif, terdapat sedikit tanda bahwa sejumlah besar orang mengembangkan antibodi itu  dan mulai menawarkan  apa yang disebut "kekebalan kelompok" terhadap populasi yang lebih besar.

"Banyak informasi awal yang datang kepada kami pada saat ini akan menunjukkan bahwa cukup sedikit populasi yang mengalami serokonversi (untuk memproduksi antibodi)," katanya.

Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Aries adalah Pribadi yang Paling Menarik, Salah Satunya karena Galak

"Harapannya bahwa ... mayoritas dalam masyarakat mungkin telah mengembangkan antibodi, bukti umum bertolak belakang dengan harapan itu, sehingga antibodi  mungkin tidak memecahkan masalah pemerintah."

Sebelumnya beberapa pakar kesehatan mengusulkan  langkah-langkah  memerangi pandemi corona antara lain dengan menerapkan strategi kekebalan kelompok.

Strategi ini diyakini beberapa pakar kesehatan dapat menghentikan penyebaran virus corona dengan membiarkan semua populasi tertular, dengan asumsi tingkat kekebalan masyarakat terhadap corona di atas 70 persen. 

Baca Juga: Drama Korea The World of The Married Kalahkan Itaewon Class Hanya dengan 6 Episode Awal

Namun, tak sedikit pakar yang menentang usulan itu karena risikonya terlalu tinggi. Apalagi vaksin corona belum ditemukan.

Oleh sebab itu, strategi yang umum ditempuh adalah pencegahan penularan dengan memberlakukan karantina wilayah dan menginstruksikan warga masyarakat berdiam di rumah, serta menjaga jarak aman ketika berada  di ruang terbuka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat