PIKIRAN RAKYAT - Menteri Luar Negeri, Rusia, Sergei Lavrov berujar jika Negeri Beruang Merah tersebut menderita usai meluncurkan rudal ke Ukraina.
Perang antara Rusia dan Ukraina pecah pada Kamis, 24 Februari 2022 pagi waktu setempat usai Vladimir Putin melakukan serangan ke Ukraina.
Peperangan tersebut berdampak ke seluruh negara di dunia dan tidak bisa diterima dengan sejumlah demonstran dari berbagai negara turun ke jalanan untuk menghentikannya.
Selain itu, DK PBB (Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa) juga bekerja untuk membuat resolusi konflik tersebut.
Baca Juga: Kalina Ocktaranny Disebut Tak Pernah Hubungi Ibu Kandung, Mama Een: WA pun Gak Pernah Dibaca
Namun, usai perang tersebut, Rusia menyatakan jika ia menderita setelah melanggar komitmennya untuk menarik pasukannya.
"Rusia akan memastikan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Kami telah menderita terlalu banyak akibat Nazisme dan rakyat Ukraina sangat menderita untuk menutup mata terhadap semua ini," kata Sergei Lavrov dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Xinhua.
Sergei Lavrov juga menyatakan bahwa tentara Ukraina tidak akan diusik lagi usai ketegangan tersebut.