kievskiy.org

AS Minta Bantuan China untuk Hindari Invasi Ukraina, Beijing Malah Kepergok Jadi 'Cepu' Rusia

Bendera Amerika dan China
Bendera Amerika dan China ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Para pejabat Amerika Serikat (AS) memperingatkan China terkait rencana Rusia yang akan menyerang Ukraina pada akhir tahun 2021 lalu.

Akan tetapi, Beijing dilaporkan 'cepu' alias menyampaikan informasi Washington ke Moskow dengan jaminan bahwa mereka tidak akan mencoba menghentikan tindakan apapun.
 
Hal itu diungkapkan oleh seseorang yang akrab dengan masalah tersebut secara anonim.
 
Selama tiga bulan terakhir, pejabat senior pemerintahan Joe Biden mengadakan setengah lusin pertemuan mendesak dengan para pejabat tinggi China.
 
 
Amerika mempresentasikan intelijen yang menunjukkan penumpukan pasukan Rusia di sekitar Ukraina, dan memohon China untuk memberi tahu Rusia agar tidak melakukan penyerangan.
 
Setiap kali para pejabat China, termasuk menteri luar negeri dan duta besar untuk Amerika Serikat, menolak AS dengan mengatakan mereka tidak berpikir invasi sedang dikerjakan. 
 
Setelah satu pertukaran diplomatik pada bulan Desember 2021, para pejabat AS mendapati informasi intelijen yang menunjukkan Beijing telah berbagi informasi dengan Moskow dengan mengatakan kepada Rusia bahwa Amerika Serikat berusaha menabur perselisihan.
 
Disebutkan juga bahwa China tidak akan mencoba menghalangi rencana dan tindakan Rusia.
 
 
Pembicaraan yang sebelumnya tidak dilaporkan antara para pejabat Amerika dan China menunjukkan bagaimana pemerintahan Joe Biden mencoba menggunakan temuan intelijen dan diplomasi untuk membujuk negara adidaya yang dipandangnya sebagai musuh yang berkembang untuk menghentikan invasi Ukraina.
 
Akan tetapi, negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu terus-menerus memihak Rusia, bahkan ketika bukti rencana Moskow untuk serangan militer tumbuh selama musim dingin.
 
Pejabat senior dalam Pemerintahan Joe Biden pun membeberkan bahwa China telah menyampaikan informasi mereka kepada Rusia. 
 
Pejabat senior dalam pemerintahan Presiden Joe Biden tersebut berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas diskusi.
 
 
"AS pada Desember 2021 memperingatkan China dalam pertukaran diplomatik bahwa Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina," ujarnya.
 
Dia pun membeberkan bagaimana China menjadi 'cepu' dan melaporkan informasi yang diterima dari AS kepada Rusia.
 
"Informasi kami menunjukkan bahwa China kemudian menyampaikan informasi itu kepada Rusia, mencatat bahwa AS berusaha menabur perpecahan antara China dan Rusia dan bahwa China tidak akan mencoba menghalangi Rusia untuk menyerang," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari SCMP, Sabtu, 26 Februari 2022.
 
Juru bicara Kedutaan Besar China, Liu Pengyu memberikan tanggapan dengan sebuah pernyataan.
 
 
"Untuk beberapa waktu, China telah secara aktif mempromosikan proses penyelesaian politik masalah Ukraina," ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari New York Times.
 
China adalah mitra Rusia yang paling kuat, dan kedua negara telah memperkuat ikatan mereka selama bertahun-tahun di bidang diplomatik, ekonomi, serta militer. 
 
Xi Jinping dan Vladimir Putin, dua otokrat dengan beberapa gagasan bersama tentang kekuatan global, telah bertemu 37 kali sebagai pemimpin nasional sebelum tahun ini. 
 
Pejabat AS menilai, jika ada pemimpin dunia yang bisa membuat Vladimir Putin berpikir dua kali untuk menyerang Ukraina, itu adalah Xi Jinping.
 
Akan tetapi upaya diplomatik gagal, dan Putin memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada Kamis pagi setelah mengakui dua wilayah yang didukung Rusia di timur negara itu sebagai negara merdeka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat