kievskiy.org

Puluhan Siswa dan Guru di Palestina Sesak Napas Akibat Tembakan Gas Air Mata Pasukan Israel

Anak-anak Palestina mengalami trauma dan ketakutan permanen akibat rumahnya sering menjadi sasaran penggerebekan tentara Israel.
Anak-anak Palestina mengalami trauma dan ketakutan permanen akibat rumahnya sering menjadi sasaran penggerebekan tentara Israel. REUTERS/Suhaib Salem.

PIKIRAN RAKYAT - Puluhan siswa dan guru sesak nafas akibat gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel pada Selasa, 1 Maret 2022.

Tembakan gas air mata dilayangkan pasukan Israel di dekat sekolah-sekolah di kota Hebron, Tepi Barat selatan.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari koresponden kantor berita Palestina, Wafa, mengatakan bahwa pasukan Israel berjalan di sekitar tiga sekolah dan berusaha memprovokasi siswa.
 
Salah satunya yang menjadi sasaran adalah sekolah Menengah Tareq Bin Ziad yang terletak di bagian selatan kota Hebron.
 
Baca Juga: Tingkah Tentara Israel Makin Membabi Buta, Gerebek Rumah dan Tahan 7 Warga Palestina

Para prajurit menembakkan gas air mata ke arah kompleks sekolah, hingga menyebabkan puluhan orang 'mati lemas' karena menghirup gas air mata yang berlebihan.

 
Paramedis pun menangani semua kasus 'mati lemas' yang dialami murid dan guru di tempat kejadian perkara (TKP).
 
Tareq Bin Ziad School adalah salah satu dari sembilan sekolah Palestina yang terletak di daerah H2 hebron, yang berada di bawah kendali sipil dan militer Israel.
 
Sekolah tersebut pun tetap berada pada risiko paling besar dari serangan pasukan Israel.
 
 
Anak-anak sekolah harus mengakses pos pemeriksaan militer Pos Pemeriksaan Qitoun/209 dan Pos Pemeriksaan 160/29 di daerah H2 untuk mengakses sekolah mereka.

Daerah yang menampung 32.000 warga Palestina tersebut pun dianggap paling rentan terhadap serangan pasukan dan pemukim Israel.
 
Apalagi, pasukan dan pemukim Israel dikenal cukup teratur untuk menciptakan iklim ketakutan dan teror yang konstan bagi siswa dan guru di lokasi tersebut.
 
Apa yang dilakukan pasukan dan warga Israel tersebut menghasilkan tekanan psikologis dan kecemasan yang besar, serta sangat mengurangi tingkat pencapaian pendidikan.
 
Baca Juga: Tragedi Berdarah Perayaan Isra Miraj di Palestina, 2 Orang Ditangkap dan 31 Terluka Akibat Serangan Israel

Serangan terhadap pendidikan oleh pasukan militer dan pemukim Israel di Palestina merupakan pelanggaran berat terhadap hak-hak anak untuk pendidikan dan pembangunan. 

 
Serangan-serangan ini sangat lazim terjadi di daerah yang paling rentan di Tepi Barat - Area C, H2, dan Yerusalem.
 
Kota Hebron, yang menampung Masjid Ibrahimi, adalah rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 800 pemukim Israel yang tinggal di kompleks yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.

Israel telah mengusir satu-satunya pemantau internasional yang melindungi warga Palestina Hebron dari 800 pemukim yang dijaga ketat. Salah satunya melakukan pembantaian tahun 1994 yang memicu penyebaran mereka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat