kievskiy.org

Arab Saudi dalam Tekanan, AS dan Eropa Tuntut Bebaskan Pangeran Dermawan yang Dipenjara Tanpa Alasan

Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.*
Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.* /AFP

PIKIRAN RAKYAT - Arab Saudi tengah dalam tekanan Amerika Serikat dan parlemen Eropa untuk membebaskan seorang Pangeran dermawan yang dipenjara.

Pangeran dermawan tersebut dipenjara selama dua tahun tanpa tuduhan di tengah tindakan keras kerajaan yang terus meningkat.

Penahanan Pangeran Salman bin Abdulaziz dan ayahnya sejak Januari 2018 adalah bagian dari tindakan keras di bawah penguasa de facto Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman yang telah menjerat bukan hanya saingan potensial tetapi juga tokoh-tokoh yang tidak menunjukkan tantangan nyata bagi cengkeraman kekuasaannya.

Baca Juga: Dubes RI di Kiev Diharapkan Berkiprah dalam Kepemimpinan Nasional

Drama kerajaan Arab Saudi juga telah menyeret anggota keluarga Saad Aljabri, mantan pembantu pangeran dan pejabat tinggi intelijen lainnya yang ditahan, yang melarikan diri ke Kanada dan menyimpan rahasia negara.

Target yang paling tidak mungkin adalah Pangeran Salman, 37 tahun yang berpendidikan di Universitas Sorbonne Paris, yang tampaknya tidak berambisi di dunia politik dan mendapatkan reputasi sebagai "cek kosong berjalan" untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di negara-negara miskin.

"Ini bukan hanya penangkapan yang melanggar hukum. Ini penculikan siang hari. Ini adalah penghilangan paksa," kata seorang rekan pangeran itu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AFP.

Baca Juga: Sumedang Berlakukan New Normal Mulai Selasa 2 Juni 2020, Berikut Panduan di Tempat Kerja dan Ibadah

Setelah ditahan selama sekitar satu tahun di penjara Al-Ha'ir dengan keamanan tinggi dekat Riyadh dan kemudian di sebuah vila pribadi dengan ayahnya Pangeran Abdulaziz bin Salman, sang pangeran dipindahkan ke situs penahanan rahasia pada bulan Maret.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat